Kenaikan target itu menyusul berbagai inovasi yang dilakukan KKKS dalam menggenjot produksi di masing-masing lapangan migas. SKK Migas juga memastikan ada temuan eksplorasi baru, misalnya yang dilakukan oleh PHE Jambi Merang serta berbagai proyek hulu migas yang akan on stream tahun depan.
"Ada beberapa temuan eksplorasi di Jambi Merang, juga teknologi di ExxonMobil dan beberapa proyek akan on stream pada 2025 ya, mudah-mudahan bisa tercapai," tutur Djoko.
Di sisi lain, soal nilai investasi, Djoko masih menunggu beberapa dokumen keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) proyek hulu migas raksasa seperti Blok Masela dan Geng North yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membeberkan tiga strategi agar lifting minyak dapat melampaui target APBN pada 2025. Pertama, sumur minyak di Indonesia harus diintervensi dengan teknologi.
Walaupun membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mahal, itu tidak menjadi persoalan. Jika tidak ada intervensi teknologi, menurut Bahlil, lifting minyak bisa turun 7%—15% per tahun.
“Palingan kita akan sharing profit yang tidak maksimal. Bagi negara sekarang adalah tidak hanya pendapatan, tetapi bagaimana lifting agar mengurangi impor,” tutur Bahlil, akhir November.
Kedua, sumur yang telah selesai eksplorasi untuk segera melakukan rencana pengembangan atau plan of development (PoD). Bahlil menyebut terdapat 301 lapangan yang telah selesai eksplorasi tahun ini. Sebanyak 60 di antaranya akan didorong untuk mengajukan PoD.
“Sudah selesai eksplorasi, sudah dapat cadangan, tetapi belum membangun konstruksi untuk produksi. Ini kita dorong. Makanya, apapun yang mereka minta, selama tidak menabrak aturan, saya oke-in,” tutur Bahlil.
Ketiga, adalah eksplorasi. Bahlil mengeklaim telah mencari investor untuk mengeksplorasi sumur minyak. Dia menawarkan pilihan skema kepada investor yakni gross split atau cost recovery.
“Jadi enggak ada lagi alasan untuk orang mengatakan kepada kita tidak kompetitif. Sweetener [insentif] kita kasih. Saya memberikan sweetener. Selama betul-betul itu kebutuhannya untuk membuat studi kelayakan, FS-nya [feasibility study] itu bernilai yang win-win antara investor dengan pemerintah,” jelas Bahlil.
Dengan menggunakan tiga srategi tersebut, Bahlil yakin target realisasi lifting minyak akan melebihi target APBN 2025. Namun, untuk target hingga akhir tahun ini, dia tidak bisa menjanjikan dapat terealisasi.
“Tetapi target saya 2025, kan APBN 2025 itu target lifting [minyak] kita itu 605.000 bopd. Pasti akan lebih [realisasinya],” ucap dia.
(mfd/wdh)