Perwakilan The Financial Times tidak segera menanggapi email yang meminta tanggapan.
Saham bank, yang turun 50% tahun ini hingga Rabu lalu, terus merosot pada Kamis. Saham turun sebanyak 62% setelah laporan The Financial Times itu.
Western Alliance sebelumnya berusaha meyakinkan investor di tengah gejolak yang sedang berlangsung di sektor perbankan regional AS ini, dengan mengatakan tingkat simpanannya mulai naik dalam beberapa pekan terakhir.
"Bank belum mengalami aliran simpanan yang tidak biasa setelah penjualan First Republic Bank dan berita terkait industri lainnya baru-baru ini," kata Western Alliance dalam sebuah pernyataan Rabu malam.
First Republic diambil alih oleh JPMorgan Chase & Co. awal pekan ini dalam akuisisi darurat yang didorong oleh regulator. Itu adalah kegagalan bank AS terbesar kedua yang pernah ada.
Namun, hal ini pun tak menenangkan investor yang khawatir bahwa keributan yang dipicu oleh kenaikan suku bunga dan tekanan di sektor real estat komersial ini akan menelan lebih banyak korban.
Western Alliance, yang dipimpin oleh CEO Kenneth A. Vecchione, telah berulang kali berupaya meyakinkan investor tentang kekuatan finansialnya. Dalam pernyataan pada Rabu, bank mengatakan total simpanan mereka sebesar US$48,8 miliar pada Selasa, naik dari US$48,2 miliar pada Senin dan tidak berubah dari Jumat.
Penurunan ini mengikuti kejatuhan serupa yang menerpa bank AS lainnya PacWest Bancorp, yang tenggelam awal pekan ini setelah Bloomberg News melaporkan bahwa bank itu sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk penjualan. PacWest mengonfirmasi pada Rabu bahwa sedang dalam pembicaraan dengan beberapa calon investor.
(bbn)