Logo Bloomberg Technoz

Pada perkembangan lain, perkembangan kerja sama pengembangan PLTN dengan PT ThorCon Power Indonesia juga terus berlanjut. Beberapa perusahaan tengah menjajaki kajian dan peluang kerja sama dengan ThorCon untuk memetakan studi tapak proyek PLTN di Tanah Air.

"Kita sudah melakukan MoU dengan PT Thorcon untuk  untuk membuat proposal yang disampaikan kepada pemerintah terkait dengan RUPTL [Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik]. Itu sudah berjalan, dan sebentar lagi selesai, untuk kita sampaikan ke pemerinta," ujarnya.

Untuk diketahui, pada November 2023, DEN mengungkapkan kemungkinan listrik dari PLTN di Indonesia akan disalurkan untuk industri pengolahan mineral atau smelter.

Djoko saat itu menyebut smelter-smelter yang ada di Indonesia diperkirakan membutuhkan kapasitas listrik sebesar 10 gigawatt (GW).

“Nah, mereka [pemilik smelter] sudah melakukan pertemuan informal dengan PT ThorCon Power Indonesia dan MIND ID, [membahas] bagaimana kalau kebutuhan energi listrik smelter ini dipenuhi dari nuklir,” ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurutnya, pemasokan listrik berbasis nuklir untuk kebutuhan energi smelter akan menjadi faktor alternatif untuk membangun PLTN selanjutnya, menyusul pembangkit nuklir perdana yang ditargetkan beroperasi pada 2032 dengan kapasitas 500 megawatt (MW) di di Pulau Gelasa, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

“Sebenarnya ada beberapa lagi [alternatif lokasi PLTN] seperti di Kalimantan Barat, karena di sana secara data statistik tidak pernah terjadi gempa. Kemudian, di Sulawesi Tenggara juga didukung, kemudian di Pulau Nias juga ada salah satu alternatifnya,” sebut Djoko.

Saat ini, progres kerja sama tersebut sudah mencapai proses pengajuan izin keselamatan ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Dia tidak mengelaborasi perusahaan apa yang melakukan kajian bersama ThorCon tersebut.

(wdh)

No more pages