Dengan kembalinya Trump yang mengancam akan memberlakukan tambahan tarif 10% untuk barang dari China, para ekonom mendesak Beijing untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berorientasi pada konsumen. Pada Senin, para pemimpin China berjanji untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, dengan komitmen untuk kebijakan fiskal dan moneter yang lebih "proaktif" tahun depan guna meningkatkan permintaan domestik dan konsumsi.
Penurunan impor yang tak terduga mencerminkan lemahnya permintaan dalam negeri, dengan penurunan hampir 4%, kontraksi terbesar sejak Februari saat perayaan Tahun Baru Imlek.
“Ke depan, langkah percepatan pengiriman oleh importir AS untuk mengantisipasi kenaikan tarif barang China dapat menjaga ekspor tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang, pola yang juga terlihat sebelum gelombang tarif pertama pada masa jabatan pertama Trump,” ujar Eric Zhu, ekonom dari Bloomberg Economics. “Ekonomi China membutuhkan dukungan, terutama karena penurunan impor yang lebih besar dari perkiraan menunjukkan permintaan domestik belum merespons stimulus yang lebih kuat.”
Hal ini mendorong surplus perdagangan menjadi US$97,4 miliar, tertinggi kedua sepanjang sejarah. Sepanjang tahun ini, China telah mencatat surplus perdagangan sebesar US$327 miliar dengan AS, angka yang diperkirakan akan terus bertambah sebelum tarif baru diberlakukan.
Dalam beberapa bulan terakhir, volume ekspor meningkat lebih cepat daripada nilainya, mencerminkan penurunan harga oleh perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Harga barang di tingkat pabrik turun pada November untuk bulan ke-26 berturut-turut, meski pemerintah berupaya menstabilkan ekonomi dan mendorong permintaan.
Jika tekanan deflasi semakin intens, negara-negara lain mungkin akan lebih banyak menaikkan tarif untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan produk China. Ketidakseimbangan perdagangan yang semakin melebar dapat memperbesar kemungkinan ini. China kini menjual lebih banyak barang ke hampir 170 negara dibandingkan barang yang dibelinya, tertinggi sejak 2021.
Tanpa ancaman tarif sekalipun, ekspor biasanya meningkat pada November karena importir luar negeri berlomba menimbun barang sebelum musim liburan. Volume kontainer yang diproses di pelabuhan China meningkat selama berbulan-bulan, sementara penerbangan kargo internasional mencapai rekor pada pertengahan November, menunjukkan permintaan tinggi untuk barang bernilai tinggi.
Selain itu, aplikasi belanja murah asal China seperti Temu dan Shein mencatat lonjakan penjualan di AS pada November, yang kemungkinan menunjukkan peningkatan pengiriman paket kecil melintasi Pasifik.
(bbn)