Sejumlah saham-saham properti yang menjadi pendorong pelemahan IHSG ialah, saham PT Natura City Developments Tbk (CITY) yang ambles 12,5%, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang melemah 3,31%, dan saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan tertekan 2,71%.
Senada, saham perindustrian juga ikut melemah i.a, saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) drop 11,2%, PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) ambles 4,04%, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) yang melemah 1,24%.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif hingga menjadi pemberat IHSG antara lain, saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) terpeleset 2,41%, dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan pelemahan 2,05%.
Tren Bearish juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melemah 1,66%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) drop 1,57%. Dan juga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) merah 1,49%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak menghijau. Indeks Kospi terbang 2,35%, indeks Shanghai menguat 1,24%, indeks Hang Seng Hong Kong melesat dengan kenaikan 0,81%, indeks Strait Times Singapore menguat 0,55%, dan indeks Nikkei 225 melesat 0,51%.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari dalam negeri. Bank Indonesia mengumumkan Penjualan Ritel pada Oktober melambat.
Ke depan, pada November, kinerja Penjualan Ritel diperkirakan akan sedikit membaik.
Pada Selasa pagi, Penjualan Ritel yang dicerminkan dalam Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Oktober berada di 210,6. Hanya ada kenaikan 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Meski demikian, kenaikan penjualan ritel tersebut melambat. Sebab pada September, pertumbuhannya mencapai 4,8% yoy.
“Pertumbuhan pada Oktober 2024 terutama didorong oleh meningkatnya penjualan sejumlah kelompok seperti Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Sub Kelompok Sandang,” sebut keterangan tertulis BI.
Dibandingkan September (month-to-month/mtm), Penjualan Ritel pada oktober bahkan masih melemah dan turun 0,01%. Namun ini membaik ketimbang September yang jatuh 2,5% mtm.
Sedangkan pada November, BI memperkirakan IPR berada di 211,5. Sedikit membaik karena ada pertumbuhan 1,7% yoy.
Secara bulanan, Penjualan Eceran November diperkirakan tumbuh sebesar 0,4% setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,01% mtm.
Peningkatan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan Sub Kelompok Sandang.
(fad/ain)