Di sisi lain, kata Pieter, saat ini Suriah bukan menjadi sumber gangguan utama untuk rantai pasok minyak Indonesia. Gangguan secara signifikan lebih terjadi di Laut Merah akibat serangan dari kelompok Houthi.
“Namun, jika ada perebutan kekuasaan [di Suriah] yang berujung pada melebarnya konflik di kawasan, hal tersebut sangat mungkin berkontribusi kepada gangguan pasar minyak dan rantai pasok lainnya,” ujarnya.
Kenaikan ICP
Dihubungi terpisah, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi berpandangan disrupsi di Suriah mungkin akan berdampak terhadap kenaikan Indonesia Crude Price (ICP), meski tidak signifikan.
Per Oktober 2024, terjadi kenaikan tipis ICP sebesar US$0,99 per barel menjadi $73,53 per barel dari bulan sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami melihat fluktuasi ICP Indonesia lebih didominasi sentimen sanksi Amerika Serikat [AS] kepada Iran yang berpotensi membatasi ekspor ke China. Selain itu, ICP Indonesia juga dipengaruhi penurunan produksi OPEC+ sebesar 557.000 barel per hari,” tutur Oktavianus.
Dampak konflik Suriah terhadap harga minyak mentah Brent juga dinilai masih terbatas. Hal ini terjadi lantaran pengaruh Suriah terhadap suplai minyak mentah dunia tergolong kecil dibandingkan dengan negara lain di kawasan.
“Kami memperkirakan penguatan terbatas [harga minyak Brent] dengan resistance pada level US$74,4 per barel,” ujarnya.
Hingga pagi ini, harga minyak duni amasih bergerak stabil karena investor mempertimbangkan prospek stimulus China yang lebih besar tahun depan, sementara pasar memantau dampak dari runtuhnya rezim Suriah.
Harga minyak berjangka Brent diperdagangkan mendekati US$72 per barel setelah naik 1,4% pada hari Senin, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di atas US$68 per barel.
Politbiro pembuat keputusan China berjanji untuk menerapkan kebijakan moneter yang "cukup longgar", bahasa paling langsung tentang stimulus dalam beberapa tahun terakhir dari importir minyak mentah terbesar di dunia.
Minyak telah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat sejak pertengahan Oktober, diterpa kekhawatiran atas permintaan China, pasokan global yang melimpah, dan perkembangan di Ukraina dan Timur Tengah.
Jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah telah meninggalkan kekosongan kekuasaan yang dapat menyebabkan lebih banyak kekacauan karena berbagai faksi berebut kendali.
Investor akan mendapatkan banyak data dan komentar pekan ini yang akan memberikan gambaran singkat tentang pasar minyak, termasuk Prospek Energi Jangka Pendek bulanan dari Badan Informasi Energi AS atau US Energy Information Administration (EIA), laporan dari OPEC, serta Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA).
Harga Minyak:
- Harga minyak Brent untuk pengiriman Februari sedikit berubah pada US$71,99 per barel pada pukul 9:51 pagi di Singapura.
- Harga minyak WTI untuk pengiriman Januari stabil pada US$68,21 per barel.
(wdh)