Logo Bloomberg Technoz

Sejak periode 2017, tren utang obligasi cenderung turun. Hanya ada kenaikan cukup signifikan di periode 2021, namun tidak mencapai ratusan persen.

Utang Obligasi WSKT

Segudang Proyek Tol

WSKT sejatinya sudah lama mengerjakan proyek tol. Misal, pada 2014, perusahaan memperoleh kontrak baru Rp4,1 triliun atas pengerjaan tol Becakayu dan Rp1,6 triliun atas proyek tol Pejagan-Pemalang.

Baru pada 2015, kontrak baru WSKT mulai terakselerasi. Semakin banyak proyek tol yang dikerjakan seperti, Depok-Antasari, Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Ngawi-Kertosono dan lainnya.

Sejalan dengan tren tersebut, utang WSKT, baik dalam bentuk pinjaman maupun surat utang kian meningkat secara signifikan. 

Sebagai contoh, utang bank di 2016 yang naik 108%. Pada saat yang sama, di tahun ini, kontrak baru WSKT melesat 118,1% menjadi Rp69,97 triliun dari sebelumnya hanya Rp32,08 triliun di 2015.

Dari nilai tersebut, sebesar Rp62,69 triliun merupakan kontrak dari anak usaha dan penunjukkan langsung melalui peraturan pemerintah. Jika diperinci lebih lanjut, sebesar 68% dari nilai ini adalah kontrak proyek jalan tol.

Nilai Kontrak WSKT


Upaya yang Gagal

WSKT bukannya diam saja. Sejumlah upaya untuk memperbaiki kesehatan keuangan sudah dilakukan. Salah satunya, WSKT menghindari proyek turnkey, selama beberapa tahun ini.

Proyek turnkey secara umum adalah proyek yang biaya pembayarannya cair ketika proyek itu selesai. Sebelum selesai, kontraktor seperti WSKT perlu menalangi biaya pengerjaan proyeknya terlebih dahulu. 

Sehingga, mau tidak mau kontraktor perlu meminjam uang bank terlebih dahulu. Imbasnya, utang semakin membengkak.

WSKT juga berkali-kali menerbitkan obligasi yang tujuannya untuk pembiayaan kembali atau refinancing. Pada 2021, WSKT juga merestrukturisasi utang Rp29 triliun dari 29 bank. Restrukturisasi berupa perpanjangan tenor dan perubahan bunga.

Tetap saja, segala upaya tersebut belum memberikan hasil signifikan. Sudah tidak terlihat lagi kenaikan utang hingga ratusan persen, namun rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) cenderung meningkat. 

Pada 2018 dan 2019, DER WSKT masing-masing di level 3,31 kali dan 3,21 kali, level yang menurut kalangan analis adalah batas keuangan emiten dikatakan sehat.

Pada 2010, angkanya justru mendadak naik menjadi 7,82 kali. DER kembali turun di 2021 dan 2022, tapi masih berada di atas batas aman, masing-masing ada di level 5,7 kali dan 5,9 kali.

Kondisi Kian Kritis

Alih-alih semakin membaik, kondisi WSKT justru kian kritis. Kinerja keuangan memburuk, direktur utamanya menjadi tersangka.

Akhir pekan lalu, Sabtu (29/4/2023), Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Direktur Utama WSKT Destiawan Soewardjono sebagai tersangka. 

“Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan dan melakukan penahanan terhadap 1 orang  yaitu DES selaku Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk  periode Juli 2020 sampai dengan sekaran,” bunyi pernyataan tersebut.

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero), Tbk, Destiawan Soewardjono. (Bloomberg Technoz/ Houtmand P Saragih)

Kejagung menjelaskan kasus yang menimpa Destiawan terkait dengan penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh Waskita Karya dan PT Waskita Beton Precast, selaku anak perusahaan WSKT pada medio 2016-2020.

“Peranan tersangka, DES, dalam perkara ini yaitu secara melawan hukum memerintahkan dan menyetujui pencairan dana Supply Chain Financing (SCF) dengan menggunakan dokumen pendukung palsu, untuk digunakan sebagai pembayaran hutang-hutang perusahaan yang diakibatkan oleh pencairan pembayaran proyek-proyek pekerjaan fiktif guna memenuhi permintaan tersangka,” seperti disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana.

Destiawan diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Kejagung selanjutnya menahan tersangka Destiawan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari, dan berakhir pada  17 Mei 2023.

Penetapan tersebut dilakukan di tengah kinerja keuangan WSKT yang belum juga membaik.

Pada laporan keuangan tahun buku 2022 Waskita Karya mengalami kenaikan kerugian bersih 73,% akibat beban pendapatan yang terus meninggi. Padahal total pendapatan perseroan mencapai Rp15,3 triliun, atau naik 25,17% dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara pada kuartal I-2023 WKST mengalami rugi bersih Rp374,9 miliar. Catatan kerugian ini lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp830,6 miliar.  Pada periode yang sama pendapata usaha turun tipis 0,6% menjadi Rp2,73 triliun.

Nasib Setoran Modal Negara

WSKT sebelumnya sudah masuk daftar BUMN yang bakal mendapat penyertaan modal negara (PMN). Untuk menjaga porsi kepemilikan publik, WSKT perlu melanjutkannya dengan rights issue.

Jika teralisasi, itu merupakan kali ketiga WSKT rights issue. Berbeda dengan dua PMN dan rights issue sebelumnya yang difokuskan untuk modal pengerjaan proyek, kali ini dana segar tersebut akan digunakan untuk menyehatkan keuangan perusahaan.

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, WSKT akan tetap memperoleh PMN tahun ini. Penyertaan modal dilakukan untuk merestrukturisasi WSKT, dan tidak ada kaitannya dengan kasus hukum yang tengah menimpa Destiawan.

(dhf)

No more pages