Logo Bloomberg Technoz

Dikuasai Rusia

Bagaimanapun, Felix menggarisbawahi, Suriah memiliki hubungan yang lekat dengan Rusia di sektor energi.

Pertalian keduanya penting lantaran sejak 2011, Negeri Beruang Merah melalui raksasa-raksasa migasnya, seperti PJSC Rosneft Oil Company dan PJSC Gazprom, mengambil alih pengelolaan ladang minyak utama di Suriah, terutama di wilayah timur laut, yang sebelumnya dikuasai kelompok Kurdi.

“Dengan kontrol atas sebagian besar ladang minyak di Suriah, Rusia tidak hanya membantu memperbaiki infrastruktur energi Suriah yang hancur akibat perang, tetapi juga bertindak sebagai perantara untuk mengekspor minyak Suriah meskipun ada sanksi internasional,” kata Felix saat dihubungi, Selasa (10/12/2024).

Kremlin memanfaatkan posisinya untuk mengakses pasar energi global, sehingga memberikan keuntungan ekonomi bagi kedua negara dan memperkuat pengaruh Rusia di pasar energi Timur Tengah, meskipun produksi minyak Suriah sendiri tetap terbatas.

Produksi dan cadangan minyak Suriah./dok. Worldometer

Dengan latar belakang industri hulu migas Suriah yang seperti itu, kata Felix, pasar minyak dunia hanya merespons sesaat atas memanasnya konflik di negara itu pascatumbangnya rezim Bashar al-Assad akhir pekan lalu.

Fundamental pasar minyak global secara umum masih lebih dibayangi permintaan China yang masih lemah. 

Meskipun demikian, ketegangan geopolitik yang ditimbulkan dari peluang eskalasi konflik Suriah tetap bisa memengaruhi stabilitas pasar global, termasuk harga energi dan arus investasi.

“Ketidakpastian yang muncul dari ketegangan ini dapat mengganggu pasokan energi dan meningkatkan volatilitas harga minyak. Terlihat, harga minyak mentah global naik 1,5% ke level US$72/barel kemarin,” ucap Felix.

Rute Tanker

Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi berpendapat konflik di Suriah turut memengaruhi keamanan rute pelayaran tanker minyak utama di kawasan tersebut, seperti di Selat Hormuz yang menjadi jalur vital bagi ekspor minyak dari Arab Saudi, Irak, dan Iran.

“Sehingga hal ini akan cenderung sensitif terhadap pergerakan minyak Brent. Kami memperkirakan penguatan terbatas dengan resistance pada level $74,4 per barel,” kata Oktavianus. 

Jenis kapal yang melintasi Selat Hormuz.

Di Indonesia, PT Pertamina (Persero) juga tengah mencermati dinamika politik yang terjadi di Suriah, yang rawan memengaruhi rute dan biaya pelayaran tanker milik perseroan.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, terkait dengan perkembangan terkini di Suriah, perseroan sudah melakukan langkah antisipasi; meski mengeklaim sejauh ini belum ada dampak yang ditanggung perseroan akibat eskalasi konflik di negara tersebut.

“Untuk rute dari kapal-kapal tanker kita yang melewati wilayah konflik, tentunya kita antisipasi mencari jalur lain yang lebih aman dan tentunya harus kita perhatikan juga ongkos logistiknya,” terang Simon di sela konferensi pers, Senin (9/12/2024).

Dia menggarisbawahi, apabila rute tanker milik Pertamina bersinggungan dengan wilayah konflik yang berisiko tinggi, perseroan akan mempertimbangkan jalur lain yang lebih jauh, meski harus merogoh biaya logistik yang lebih tinggi.

“Tentunya harus ada alternatif lain yang kami ambil, tetapi untuk posisi saat ini, kami masih aman dan bisa terkendali.”

Akhir pekan lalu, Presiden Suriah Bashar al-Assadtelah telah meninggalkan Damaskus, dan dikabarkan kabur ke Rusia, setelah pasukan pemberontak memasuki ibu kota, menyusul invasi teritorial yang mengejutkan selama beberapa hari terakhir.

Penggulingan penguasa lama itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Timur Tengah dan akan menjadi pukulan telak bagi Rusia dan Iran, pendukung asing utamanya.

Kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al-Sham mengatakan di Telegram bahwa mereka telah memasuki Damaskus. Militer dan pasukan keamanan Suriah telah meninggalkan bandara Damaskus, kata AFP, mengutip Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang melacak konflik tersebut.

Pada Minggu pagi, AFP mengutip pernyataan kelompok pemberontak bahwa mereka telah merebut Homs, sebuah kota yang hanya berjarak dua jam berkendara dari istana Assad di Damaskus.

Runtuhnya pertahanan pemerintah Suriah secara cepat telah mengejutkan Rusia, Iran, AS, dan Israel. Pada 2015, Rusia dan Iran datang membantu Assad dan membantu membalikkan keadaan dalam perang Suriah, tetapi Teheran dan Moskwa kini terbebani oleh konflik di Timur Tengah dan Ukraina.

Hal itu membuat tidak jelas apakah Assad dapat mengalahkan serangan terhadap Damaskus dan memastikan kelangsungan hidup pemerintahannya.

(wdh)

No more pages