Bloomberg Technoz, Jakarta – Hingga hari ini, harga minyak dunia terpantau masih bergerak stabil, meski pasar masih terus memantau dampak dari runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah terhadap arus komoditas. 

Para analis pun memproyeksikan harga minyak dunia masih akan terjaga dalam waktu dekat, dengan tren penguatan moderat, kendati terdapat potensi tensi geopolitik makin meningkat. 

Meski tidak terlalu berimbas pada sentimen harga secara langsung, konflik Suriah dikhawatirkan bakal memengaruhi rute pasokan minyak utama di kawasan tersebut, seperti di Selat Hormuz, yang menjadi jalur vital pelayaran tanker minyak dari Arab Saudi, Irak, dan Iran.

“Sehingga hal ini akan cenderung sensitif terhadap pergerakan minyak Brent. Kami memperkirakan penguatan terbatas dengan resistance pada level US$74,4 per barel,” kata Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi saat dihubungi, Selasa (10/12/2024). 

Oktavianus menyebut gejolak yang terjadi di Suriah berdampak moderat bagi pasar seiring dengan merosotnya produksi minyak di Suriah yang hanya sebesar 20.000—25.000 barel per hari (bph) setelah terjadinya perang yang berkelanjutan.