Logo Bloomberg Technoz

Para pemimpin utama berjanji untuk mengambil pendekatan fiskal yang "lebih proaktif" menstabilkan pasar properti dan saham, serta berjanji untuk "secara agresif meningkatkan konsumsi."

Fokus investor kini tertuju pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat tahunan China yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.

“Pernyataan ini memiliki pesan positif terkait konsumsi rumah tangga,” papar Geoffrey Yu, Ahli Strategi di Bank of New York Mellon Corp, dalam wawancara dengan Bloomberg Television. 

Pergerakan saham-saham China di AS. (Sumber: Bloomberg)

Kabar terbaru ini memberikan kepercayaan kepada investor, otoritas berkomitmen untuk mendukung perekonomian di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan, dan meningkatkan sentimen pasar.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan data inflasi utama yang akan menentukan pandangan tentang kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Data seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis Rabu besok menjadi sorotan utama karena memberikan gambaran kepada pejabat The Fed sebelum pertemuan mereka di pekan depan. Jika ada indikasi perlambatan dalam penurunan inflasi, peluang pengurangan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut bisa terancam.

“Data inflasi hari Rabu bisa menjadi kunci langkah The Fed berikutnya,” terang Jay Woods dari Freedom Capital Markets.

“Hingga saat ini, hasilnya sesuai dengan ekspektasi para ekonom dan tidak mengejutkan pasar. Namun, kejutan kenaikan bisa memicu kekhawatiran di The Fed dan menunda pemotongan suku bunga berikutnya.”

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, optimisme investor meningkat setelah data pasar tenaga kerja AS memicu rasa optimis mengenai kondisi ekonomi AS dan prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

“Data Non-Farm Payrolls (NFP) memperlihatkan ekonomi AS menambah 227,000 pekerja di bulan November, jauh lebih tinggi dari penambahan 36,000 pekerja di bulan sebelumnya. Tingkat Pengangguran naik tipis menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,1%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Kenaikan Tingkat Pengangguran mempertebal keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, dengan pelaku pasar melihat 85% peluang bulan ini.

Probabilitas Federal Funds Rate pada Rapat Desember 2024 (Sumber: CME FedWatch)

Dari dalam negeri, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia naik signifikan ke 125,9 di November 2024 dari sebelumnya 121,1 di Oktober 2024.

“Kenaikan ini merupakan kenaikan pertama sejak Agustus 2024, sehingga menopang ekspektasi kembalinya pertumbuhan ekonomi 4Q24 ke 5% yoy atau lebih,” mengutip riset Phintraco.

Selanjutnya, pasar mengantisipasi data pertumbuhan penjualan ritel bulan Oktober 2024 yang dijadwalkan rilis pagi ini (10/12).

Dari sisi Analisis Teknikal, IHSG menjaga Bullish reversal trend di Senin menyusul pembalikan sejumlah sentimen eksternal dan data ekonomi dalam negeri terbaru yang relatif solid.

Trend tersebut diperkirakan masih berlanjut sampai dengan penghujung tahun, meski pullback wajar kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat.

“Pullback ke kisaran 7.400 masih relatif wajar dan justru dapat menjadi peluang maintain buy.”

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ANTM, ADMR, GJTL, INTP, MAPA, dan PTPP.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali rebound setelah menembus resisten 7.341.

“IHSG berpotensi melanjutkan penguatan ke resisten berikutnya di 7.450 dan 7.496,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Selasa (10/12/2024).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, support sementara di 7.234.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, BRIS, dan SRTG.

(fad)

No more pages