Bursa Asia Diprediksi Menguat, Terdorong Kebijakan Baru China
News
10 December 2024 06:20
Rob Verdonck - Bloomberg News
Bloomberg, Saham-saham di Hong Kong diperkirakan akan memimpin kenaikan pasar saham Asia setelah para pemimpin tertinggi China menggunakan bahasa paling lugas dalam beberapa tahun terakhir terkait kebijakan stimulus.
Kontrak berjangka menunjukkan Indeks Hang Seng akan melonjak lebih dari 3%, sementara Tokyo diprediksi mencatat kenaikan moderat, dan Sydney diperkirakan stagnan. Indeks Nasdaq Golden Dragon China, yang melacak saham-saham China terbesar di AS, melonjak 8,5% dalam kenaikan terkuatnya sejak akhir September. Logam industri dan minyak juga terdorong oleh komitmen Beijing untuk meningkatkan permintaan domestik. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10-tahun China turun untuk sesi keempat berturut-turut pada Senin (09/12/2024).
Politbiro China berkomitmen untuk menerapkan strategi moneter "cukup longgar" pada 2025, menandai perubahan besar pertama sejak 2011. Para pemimpin utama berjanji untuk mengambil pendekatan fiskal yang "lebih proaktif," menstabilkan pasar properti dan saham, serta berjanji untuk "secara agresif meningkatkan konsumsi." Fokus investor kini tertuju pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat tahunan China yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.
“Pernyataan ini memiliki pesan positif terkait konsumsi rumah tangga,” ujar Geoffrey Yu, ahli strategi di Bank of New York Mellon Corp, dalam wawancara dengan Bloomberg Television. Penurunan imbal hasil obligasi 10-tahun China yang berkelanjutan mungkin telah meningkatkan urgensi para pembuat kebijakan Beijing untuk membangkitkan ekspektasi, tambahnya.