Logo Bloomberg Technoz

Tekanan jual di pasar surat utang RI sepertinya membebani rupiah yang masih dibayangi tren capital outflow dari SBN (Surat Berharga Negara) maupun SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia).

Mengacu data Bloomberg, yield SUN naik merata di hampir semua tenor. Kenaikan imbal hasil mengindikasikan ada penurunan harga akibat tekanan jual para investor.

Yield SUN-2Y naik 2,9 bps ke level 6,77%. Sedangkan 10Y naik 1,1 bps ke 6,89%. Yield spread tenor 2Y dan 10Y kini sebesar 12,4 bps.

Pergerakan imbal hasil surat utang RI yang cenderung tertekan sepertinya juga terpengaruh oleh pembalikan arah di pasar Treasury, surat utang AS.

Pada penutupan pasar Asia, yield Treasury naik tipis di hampir semua tenor dengan kenaikan tenor pendek lebih kecil ketimbang tenor panjang. Tenor 10Y masih di kisaran 4,16%, naik 1,2 bps. Sedangkan UST-2Y naik 0,4 bps ke 4,10%.

Hasil Survei Konsumen November yang dilansir oleh Bank Indonesia hari ini tidak cukup memberikan penguatan pada pasar pendapatan tetap serta pamor rupiah.

Padahal, tingkat Keyakinan Konsumen bulan lalu melejit ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Konsumen di Indonesia bahkan sangat optimistis dengan prospek ekonomi enam bulan ke depan, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen yang menyentuh level tertinggi sejak Mei 2022.

Minat asing memudar

Minat investor asing pada instrumen tenor pendek yang dijual Bank Indonesia, yakni SRBI, makin susut ke level terendah dalam empat bulan terakhir. Padahal, tingkat bunga diskonto yang diberikan oleh BI demi menarik dana asing jangka pendek tersebut, terus melejit naik.

Mengacu data Bank Indonesia, pada selama November, kepemilikan investor asing di SRBI anjlok Rp18,5 triliun menjadi tinggal Rp243,7 triliun. Posisi asing itu juga menjadi yang terendah sejak Agustus lalu. Melihat proporsi penguasaan, porsi asing juga turun jadi tinggal 25,14%. Padahal bulan sebelumnya proporsi asing di outstanding SRBI di pasar sekunder masih sebesar 27,2%. 

Alhasil, posisi akhir November menjadi persentase terkecil asing di SRBI sejak April. Minat asing yang pudar tak tertolong kendati bunga diskonto SRBI terus dinaikkan oleh bank sentral. Sebagai gambaran, pada akhir Oktober, bunga SRBI dengan tenor terpanjang 12 bulan ada di kisaran 7%. Sementara akhir November, bunga SRBI sudah di 7,20%, tertinggi sejak pertengahan Agustus.

Penurunan minat asing di SRBI berlangsung ketika tekanan di pasar surat utang negara dan saham juga besar akibat aksi jual asing. Dengan situasi yang masih rentan pasca perubahan geopolitik buntut kemenangan Donald Trump awal bulan lalu, peluang bagi Bank Indonesia menurunkan tingkat bunga acuan akan semakin sempit.

(rui)

No more pages