Dari segi penilaian, melalui komite dan pengkaji ahli UNESCO menelaah letak keberagaman dari kebaya. Fadli mengaku tak mudah sebenarnya mengajukan setiap item benda ke UNESCO karena semakin dibatasi.
"Kita harus bekerja sama dengan negara tetangga, lalu disepakati dengan proses tidak mudah, dan sekarang semakin terbatas tiap negara hanya bisa mengajukan satu item untuk single nominasi. Tapi ini karena multinasional nominasi jadi bisa bersama-sama diprioritaskan warisan tak benda dunia atau Intangible Cultural Heritage dunia," ungkapnya.
Selain kebaya, Reog Ponorogo juga disahkan menjadi Warisan Takbenda UNESCO. "Ini adalah sebuah kabar gembira bagi masyarakat Indonesia, tak hanya kebaya sebelumnya 3 Desember ada juga Reog Ponorogo jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, lalu 4 Desember ada juga pengakuan terhadap kolintang dan kebaya, kebaya dulu baru kolintang," ujar Fadli Zon.
(dec/spt)