Sebaliknya, ketika konflik mereda atau ekonomi global kembali stabil, minat terhadap emas berkurang. Investor mulai beralih ke aset-aset berisiko yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, sehingga harga emas cenderung turun.
Ada tiga alasan utama mengapa emas menjadi pilihan saat kondisi global tidak menentu:
-
Nilai yang stabil: Emas tidak terpengaruh oleh inflasi maupun deflasi.
-
Ketahanan dalam krisis: Nilai emas tetap terjaga meskipun terjadi perang atau krisis ekonomi.
-
Permintaan tinggi dan ketersediaan terbatas: Stok emas di dunia yang terbatas menjadikannya aset yang selalu diminati.
2. Hukum Penawaran dan Permintaan
Seperti barang lain, harga emas juga dipengaruhi oleh hukum dasar ekonomi, yaitu penawaran dan permintaan. Ketika permintaan emas lebih tinggi daripada pasokannya, harga emas akan naik. Sebaliknya, jika penawaran lebih besar dari permintaan, harga emas akan turun.
Produksi emas global berasal dari dua sumber utama, yaitu hasil pertambangan dan daur ulang. Menurut data, total emas yang ada di dunia diperkirakan antara 155.244 ton hingga 171.300 ton. Dengan ketersediaan yang terbatas ini, fluktuasi permintaan emas sangat memengaruhi harganya.
3. Kebijakan Moneter Bank Sentral
Kebijakan moneter, terutama yang dikeluarkan oleh Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, juga berdampak besar pada harga emas. Salah satu kebijakan yang berpengaruh adalah perubahan suku bunga.
-
Suku bunga turun: Ketika The Fed menurunkan suku bunga, dolar AS menjadi kurang menarik sebagai aset investasi. Akibatnya, investor beralih ke emas, yang membuat harganya naik.
-
Suku bunga naik: Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, emas menjadi kurang menarik, sehingga harganya cenderung turun.
4. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang mengurangi daya beli uang. Ketika inflasi tinggi, banyak orang memilih emas sebagai aset lindung nilai. Hal ini karena emas lebih stabil dan mampu mempertahankan nilai dibandingkan uang tunai yang tergerus inflasi.
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula minat masyarakat untuk berinvestasi dalam emas. Peningkatan permintaan inilah yang kemudian mendorong harga emas naik.
5. Nilai Tukar Dolar AS
Harga emas di Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini karena harga emas internasional biasanya dihitung dalam dolar AS sebelum dikonversi ke rupiah.
-
Rupiah melemah terhadap dolar: Ketika rupiah melemah, harga emas lokal cenderung naik.
-
Rupiah menguat terhadap dolar: Sebaliknya, jika rupiah menguat, harga emas di pasar lokal akan cenderung turun.
Harga emas ditentukan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi global, penawaran dan permintaan, kebijakan moneter, inflasi, hingga nilai tukar mata uang. Bagi Anda yang ingin berinvestasi emas, memahami faktor-faktor ini sangat penting agar bisa menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual.
Dengan pengetahuan yang tepat, emas bisa menjadi instrumen investasi yang menguntungkan sekaligus aman untuk masa depan.
(seo)