Logo Bloomberg Technoz

Didirikan pada tahun 2004 oleh Hermanto Tanoko, PT Sariguna Primatirta Tbk yang dikenal dengan merek Cleo adalah bisnis keluarga dengan visi menghadirkan air minum berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2017, Cleo memulai transformasinya dengan melakukan IPO. Dalam langkah strategis ini, Belinda Natalia Tanoko, putri pertama Hermanto Tanoko, ditunjuk sebagai Direktur Utama untuk memimpin perusahaan dan memastikan keberlanjutan bisnis. Cleo memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan tata kelola dan memperluas ekosistem bisnisnya.

Melalui IPO, perusahaan ini berhasil meningkatkan jumlah pabrik menjadi 32 pabrik pada tahun 2024 dan memperluas jaringan distribusi hingga 360 cabang di seluruh Indonesia. Pasca menjadi perusahaan tercatat, Cleo sangat dipercaya oleh para investor dibuktikan dengan peningkatan nilai kapitalisasi pasar sebesar lebih dari 1.600% – dari Rp871 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp15,5 triliun pada Juni 2024. Cleo juga mengalami pertumbuhan pendapatan rata-rata 20,3% per tahun, dan laba bersih 36,7% per tahun sejak IPO di tahun 2017 (angka ini melampaui pertumbuhan rata-rata di industri Air Minum dalam Kemasan/AMDK). 

Dalam hal tata kelola, Cleo mengambil langkah-langkah strategis yang beriorientasi pada prinsip berkelanjutan. Perusahaan ini secara berkala melakukan pengalihan penggunaan batu bara pada proses boiler air yang pada tahun 2021 telah sepenuhnya beralih ke energi listrik. IPO juga memperkuat sistem tata kelola Cleo dalam mendukung para stakeholders, di antaranya melalui program Employee Stock Allocation (ESA) yang diharapkan dapat meningkatkan loyalitas dan kinerja karyawan, serta whistleblowing system guna perbaikan berkelanjutan. Capaian tersebut menunjukkan keberhasilan Cleo dalam mengoptimalisasi strategi go public bagi percepatan ekspansi dan peningkatan kinerja perusahaan.

IPO telah membawa transformasi yang signifikan bagi Cimory dan Cleo. Dengan IPO, kedua perusahaan keluarga ini berhasil melakukan alih generasi, memperoleh akses pendanaan yang besar, meningkatkan kredibilitas, serta memperluas ekosistem bisnis melalui peluang kerja sama. Tidak hanya itu, IPO yang mewajibkan transparansi dan keterbukaan informasi bagi perusahaan tercatat juga membawa perbaikan tata kelola yang bermanfaat bagi masa depan perusahaan. Tanggung jawab terhadap investor publik di sisi lain mendorong perusahaan untuk mempersiapkan rencana pertumbuhan jangka panjang dengan target yang lebih terarah.

Melalui visi yang jelas dan komitmen pada profesionalisme, bisnis keluarga dapat menjadikan IPO sebagai katalisator bagi pertumbuhan berkelanjutan. IPO bukan sekadar mencari pendanaan, tetapi merupakan langkah strategis menuju kemajuan yang signifikan, memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan manfaat yang lebih luas bagi perusahaan dan masyarakat.

(tim)

No more pages