Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepolisian Singapura memberikan penjelasan terkait keberadaan Yan Zhenxing, seorang warga negara China yang masuk dalam daftar Red Notice Interpol, di negara tersebut. Mereka menyatakan bahwa tidak ada permintaan resmi dari pihak berwenang China untuk menangkap Yan, yang terlibat dalam sejumlah kasus perjudian online dan pencucian uang.

Yan Zhenxing, yang tercatat sebagai penduduk tetap Singapura, ditangkap oleh petugas Imigrasi Indonesia di Terminal Feri, Batam, pada Senin (02/12/2024) lalu. Penangkapan terjadi saat Yan mencoba melarikan diri dari Singapura menuju pulau resor di selatan Batam. Petugas Imigrasi Indonesia bertindak berdasarkan data Red Notice Interpol yang menyebutkan peran Yan dalam perjudian online ilegal. Di China, Yan juga terlibat dalam kegiatan kriminal geng dan pencucian uang.

Menurut laporan Associated Press, Yan datang ke Batam untuk berlibur bersama keluarganya. Penangkapan ini kemudian mengundang pertanyaan mengenai bagaimana Yan bisa tinggal lama di Singapura meskipun telah masuk dalam daftar buronan internasional. Kepolisian Singapura mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui tentang Red Notice Interpol terhadap Yan, tetapi menjelaskan bahwa pemberitahuan tersebut tidak memberi wewenang kepada mereka untuk menangkap buronan dari yurisdiksi asing tanpa adanya permintaan ekstradisi.

“Polisi hanya dapat bertindak berdasarkan permintaan ekstradisi yang memenuhi persyaratan hukum. Kami belum menerima permintaan bantuan dari pihak berwenang China,” ungkap pihak kepolisian Singapura. Mereka juga menambahkan bahwa pada saat Yan diberikan izin tinggal permanen, tidak ada pemberitahuan Interpol yang menghalangi proses tersebut.

Meskipun Singapura tidak sedang menyelidiki Yan atas kasus pencucian uang sebesar US$2,2 miliar, baru-baru ini kasus tersebut melibatkan banyak warga negara China yang tinggal di negara tersebut. Dalam kasus ini, sejumlah individu yang terlibat menggunakan keuntungan dari perjudian online untuk membeli aset mewah di Batam.