Di belakang won, peso dan ringgit juga melemah masing-masing 0,37% dan 0,33% lalu dolar Taiwan juga tertekan 0,13%. Yuan Tiongkok juga turun nilainya 0,05%, disusul dolar Hong Kong 0,01%.
Adapun baht masih menguat 0,15%, dolar Singapura 0,04%, yuan offshore 0,03% dan yen 0,02%.
Kejatuhan rezim Assad di Suriah menyalakan kehati-hatian baru pemodal di tengah data ekonomi AS yang mendukung penurunan bunga acuan.
Pekan ini, perhatian pelaku pasar akan terarah ke AS yang akan melansir data penting penentu kebijakan The Fed, yakni data inflasi CPI untuk bulan November.
Data inflasi itu akan menjadi data penting terakhir sebelum Jerome Powell dan kolega menggelar Pertemuan Komite Terbuka (FOMC) pada 18 Desember.
Secara teknikal nilai rupiah sejatinya masih berpotensi menguat hari ini hingga sepekan kedepan. Namun, geraknya sudah mulai dibatasi oleh wait and see sejumlah sentimen yang ada.
Potensi penguatan rupiah menuju level resistance terdekat pada level Rp15.810/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp15.800/US$ usai break trendline sebelumnya. Level Rp15.740/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah di dalam time frame daily, tren jangka menengah di sepekan perdagangan.
Sementara level support rupiah terdekat ada pada Rp15.880/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp15.900/US$ sebagai support psikologis juga Rp16.000/US$ dalam sepekan.
(rui)