Logo Bloomberg Technoz

Sementara di Asia pada Senin pagi ini, mata uang kawasan terpantau menguat dalam kisaran terbatas di mana yuan offshore naik nilainya 0,07%, dolar Singapura 0,06% dan yen 0,05%. Pada saat yang sama, won Korsel masih tertekan 0,38%, dolar Hong Kong bergerak sedikit turun 0,01%.

Kejatuhan rezim Assad menyalakan kehati-hatian baru pemodal di tengah data ekonomi AS yang mendukung penurunan bunga acuan.

Harga minyak dunia pagi ini terpantau masih kalem dengan dibuka melemah 0,28% dan setelah itu berbalik menguat tipis. Sedangkan minyak mentah jenis WTI juga dibuka lemah tipis 0,07% pagi ini di Asia, meski setelahnya bergerak lebih kuat 0,10%.

Langkah Saudi Aramco menurunkan harga minyak pasca OPEC+ kembali menunda pemulihan produksi yang sempat dihentikan, memberi sentimen negatif pada harga minyak dunia. Di sisi lain, runtuhnya pemerintahan Suriah memberikan guncangan besar di Timur Tengah, sekaligus menjadi pukulan berat bagi sekutu lamanya, Rusia dan Iran.

Pekan ini, perhatian pelaku pasar akan terarah ke AS yang akan melansir data penting penentu kebijakan The Fed, yakni data inflasi CPI untuk bulan November.

Data inflasi itu akan menjadi data penting terakhir sebelum Jerome Powell dan kolega menggelar Pertemuan Komite Terbuka (FOMC) pada 18 Desember.

Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan inflasi CPI Amerika bulan lalu naik 0,3% month-on-month dibanding 0,2% pada bulan sebelumnya. 

Secara tahunan, inflasi CPI diprediksi menapak lebih tinggi di 2,7%, setelah pada Oktober tercatat 2,6%. Adapun inflasi CPI inti diprediksi stabil 0,3% mom dan 3,3% yoy.

Bila ternyata angkanya melampaui perkiraan pasar, ada potensi penurunan ekspektasi pemangkasan bunga acuan The Fed bulan ini. Meski sebenarnya data pengangguran AS pada November yang naik, menyentuh 4,2%, dinilai telah 'memastikan' langkah The Fed membawa Fed fund rate turun lagi 25 bps bulan ini.

Dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia dijadwalkan merilis hasil terbaru Survei Konsumen periode November pada hari ini, disusul hasil Survei Penjualan Eceran esok hari.

Dua data itu dikhawatirkan akan memperpanjang indikator kelesuan ekonomi domestik yang sudah berlangsung sekian bulan terakhir di tengah masih tingginya tingkat bunga acuan.

Asing hengkang

Arus keluar dana investor asing dari pasar keuangan domestik masih berlanjut pada pekan lalu hingga sulit membantu penguatan rupiah. Rupiah pekan lalu mencetak pelemahan mingguan tipis 0,03%.  

Para investor asing terpantau masih membukukan posisi jual neto di pasar portofolio domestik terutama karena kuatnya arus jual di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Laporan Bank Indonesia menunjukkan, selama periode transaksi 2-5 Desember 2024, investor asing mencatat posisi net sell di pasar keuangan RI senilai Rp5,13 triliun. Besarnya nilai penjualan itu terutama karena asing banyak melepas posisi di SBN dan SRBI, di mana posisi net sell asing mencapai Rp1,37 triliun dan Rp5 triliun.

Namun di pasar saham, asing mencatat posisi net buy di pasar saham sebesar Rp1,24 triliun.

Minat asing di instrumen SRBI, andalan bank sentral dalam operasi moneter setahun terakhir, terlihat semakin susut bahkan ketika bunganya terus dinaikkan oleh Bank Indonesia.

Dalam lelang terakhir yang digelar Jumat lalu, bunga SRBI-12 bulan dimenangkan di level 7,23%. Ini menjadi kenaikan bunga SRBI berturut-turut selama empat lelang terakhir. Level bunga itu juga menjadi yang tertinggi sejak awal Agustus lalu.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah sejatinya masih berpotensi menguat hari ini hingga sepekan kedepan. Namun, geraknya sudah mulai dibatasi oleh wait and see sejumlah sentimen yang ada.

Potensi penguatan rupiah menuju level resistance terdekat pada level Rp15.810/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp15.800/US$ usai break trendline sebelumnya. Level Rp15.740/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah di dalam time frame daily, tren jangka menengah di sepekan perdagangan.

Sementara level support rupiah terdekat ada pada Rp15.880/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp15.900/US$ sebagai support psikologis juga Rp16.000/US$ dalam sepekan.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 9 Desember 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages