Logo Bloomberg Technoz

Bursa Asia Bersiap Dibuka Beragam di Tengah Ketegangan Geopolitik

News
09 December 2024 06:30

Ilustrasi bursa Asia. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi bursa Asia. (Dok: Bloomberg)

Matthew Burgess - Bloomberg News

Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan akan bergerak beragam pada pembukaan Senin (6/12/2024) seiring pelaku pasar menghadapi ketidakpastian politik yang terus berlanjut di Korea Selatan (Korsel) dan menanti tanda-tanda stimulus baru dari Beijing. Harga minyak juga menjadi sorotan setelah pemerintah Suriah digulingkan.

Saham berjangka di Australia dan Hong Kong mengalami penurunan, sementara di Jepang dan China daratan justru menguat. Di AS, indeks S&P 500 mencatat penutupan rekor ke-57 pada Jumat (06/12/2024) setelah laporan pekerjaan bulanan menunjukkan pasar tenaga kerja cukup melambat untuk memungkinkan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga bulan ini. Dolar AS terpantau stabil terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan awal pekan.
Investor bersiap menghadapi rangkaian keputusan penting bank sentral di empat benua, pertemuan kunci pejabat China, dan data inflasi AS. Semua itu menjadi upaya untuk menambah keuntungan akhir tahun sekaligus panduan posisi untuk 2025. Data Bloomberg menunjukkan indeks saham global telah menghasilkan keuntungan lebih dari 20% tahun ini, mencatat kinerja luar biasa untuk tahun kedua berturut-turut.

"Ini akan menjadi pekan yang sibuk dengan berbagai risiko peristiwa di mana-mana," tulis Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group Ltd di Melbourne, dalam catatan kepada klien. "Angka inflasi AS yang tinggi mungkin tidak langsung membatalkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC minggu depan, tetapi bisa memengaruhi prospek pelonggaran lebih lanjut dan menggerakkan dolar."

Indeks MSCI. (Sumber: Bloomberg)

Di Asia, aset Korea Selatan mungkin terpengaruh oleh desakan sejumlah anggota parlemen agar Presiden Yoon Suk Yeol mundur di tengah meningkatnya kemarahan publik atas pemberlakuan darurat militer yang singkat pekan lalu. Oposisi menyatakan akan mendorong pemungutan suara pemakzulan kedua setelah yang pertama gagal.