Namun, investor tetap perlu waspada karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 90,04. Di atas 80, yang artinya sudah jenuh beli (overbought).
Apalagi CPO adalah salah satu komoditas dengan kenaikan harga tertinggi tahun ini. Sepanjang 2024 (year-to-date/ytd), harga CPO sudah meroket 37,92%.
Dengan begitu, tekanan terhadap harga CPO rasanya masih bisa terjadi. Target support terdekat ada di MYR 5.091/ton. Jika tertembus, maka MYR 5.087/ton boleh menjadi target berikutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 5.170/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengantar harga CPO ke arah MYR 5.249/ton.
Penyebab Koreksi Harga CPO
Koreksi harga CPO kemarin disebabkan oleh perkembangan cuaca di Malaysia, kata Direktur Pelindung Bestari Paramalingam Supramaniam.
“Hujan sudah berhenti untuk saat ini. Jadi kerusakan tidak menyebar,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg News.
Sebelumnya, faktor cuaca kerap menjadi penyebab lonjakan harga CPO. Kekhawatiran akan kemerosotan produksi akibat cuaca buruk membuat harga CPO melambung.
Pada akhir November, Malaysia dilanda hujan lebat. Bahkan sejumlah wilayah di Negeri Harimau Malaya sampai mengalami bencana banjir.
Malaysia adalah produsen CPO terbesar kedua di dunia, setelah Indonesia. Jadi, perkembangan di sana akan sangat mempengaruhi pembentukan harga,
(aji)