Logo Bloomberg Technoz

Bos Freeport: Nilai Tambah Hilirisasi Tembaga Tak Sebesar Nikel

Mis Fransiska Dewi
09 December 2024 05:30

Pekerja di smelter katoda tembaga./Bloomberg-Oliver Bunic
Pekerja di smelter katoda tembaga./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta – Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menjelaskan hilirisasi industri pertambangan tembaga tidaklah semudah nikel, dalam hal nilai tambah yang sanggup dihasilkan dari investasi pabrik pengolahan atau smelter.

Menurut Tony, di industri pertambangan tembaga, nilai tambah terbesar dapat diperoleh dari investasi smelter untuk mengolah bijih tembaga menjadi konsentrat tembaga. Akan tetapi, nilai tambah dari menghilirkan konsentrat ke tahap selanjutnya menjadi katoda tembaga justru sangat kecil.

Produksi konsentrat tembaga itulah yang selama ini menjadi tulang punggung penambang besar di Indonesia, seperti Freeport atau PT Amman Mineral International Tbk (AMMN); sebelum pemerintah menggaungkan kebijakan hilirisasi industri tambang yang memaksa perusahaan pertambangan tembaga untuk berinvestasi ke smelter katoda.

Berbeda dengan nikel, kata Tony, bijih tembaga memang tidak lagi jika dijual dalam bentuk mentah seperti nickel ore.  

“Kalau nickel ore masih banyak yang mau beli, bauxite ore masih banyak yang mau beli, tetapi copper ore tidak ada yang mau beli. Nah, tetapi dia [tembaga] nilai tambahnya paling besar dari [penghiliran ke level] konsentrat,” kata Tony dalam agenda Indonesia Mining Summit, belum lama ini.

Tumpukan keping katoda kobalt./Bloomberg- Jasper Juinen