Logo Bloomberg Technoz

PPN 12% Barang Mewah Tak Selamatkan Daya Beli Kelas Menengah

Azura Yumna Ramadani Purnama
08 December 2024 15:00

Konsumen berbelanja di supermarket./Bloomberg-Natalie Naccache
Konsumen berbelanja di supermarket./Bloomberg-Natalie Naccache

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom memandang kebijakan pemerintah menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) khusus barang mewah belum bisa menyelamatkan daya beli masyarakat menengah-bawah yang sedang tertekan.

Ekonom UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menjelasakan, saat kebijakan tersebut berlaku, maka akan terdapat kenaikan harga barang mewah. Ia menyatakan hal ini dapat memicu kenaikan harga barang lainnya di pasar, utamanya pada sektor yang memiliki rantai pasok panjang, seperti industri makanan, konstruksi, dan transportasi.

“Meskipun tarif PPN yang lebih tinggi secara teori ditujukan untuk barang-barang yang dianggap tidak esensial, dalam praktiknya, dampak tersebut merambat ke hampir semua lapisan masyarakat,” ucap Achmad dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (8/12/2024).

Achmad mencontohkan, barang elektronik yang dianggap mewah seperti laptop atau ponsel pintar saat ini menjadi kebutuhan penting, terutama bagi masyarakat kelas menengah yang menggunakannya untuk bekerja atau belajar.

Ia menjelaskan, jika harga barang tersebut naik akibat dampak rambatan kenaikan tarif PPN, maka kelompok masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan untuk mengakses teknologi yang diperlukan kehidupan sehari-hari.