Logo Bloomberg Technoz

Voting Mosi Pemakzulan Yoon Soroti Kesenjangan Generasi di Korsel

News
08 December 2024 09:30

Salinan surat kabar menampilkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dipajang di Seoul, Korea Selatan, Rabu (4/12/2024). (Jean Chung/Bloomberg)
Salinan surat kabar menampilkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dipajang di Seoul, Korea Selatan, Rabu (4/12/2024). (Jean Chung/Bloomberg)

Hooyeon Kim dan Sangmi Cha -- Bloomberg News

Bloomberg, Pemungutan suara pemakzulan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyoroti kesenjangan generasi yang semakin lebar. Di satu sisi, ada pemilih yang lebih tua dan konservatif, yang mendukung Yoon. Di sisi lain, mewakili warga Korsel lebih muda dan liberal, yang menyalahkan presiden dan sekutu politiknya atas kurangnya kesempatan kerja dan menghambat kesejahteraan mereka.

Kesenjangan ini, yang telah lama menjadi ciri politik nasional, sulit untuk diabaikan. Di seluruh Seoul, ribuan orang berkumpul pada Sabtu (7/12/2024), untuk menyuarakan pendapat mereka tentang usulan pemakzulan terhadap Yoon. Penguasa yang mendeklarasikan darurat militer dan gagal pada Selasa malam, hingga mengguncang negara dan sekutu seperti Amerika Serikat (AS).

Nasib presiden bergantung pada hasil pemungutan suara. Meskipun tidak jelas apakah pemungutan suara akan berlangsung sesuai jadwal setelah anggota parlemen partai yang berkuasa meninggalkan pemungutan suara.

Di pusat kota Seoul, Hong Hung Chul, 80 tahun, mantan anggota Korps Marinir Korea Selatan, bergabung dengan 150 rekannya untuk memprotes proses pemakzulan. Partai-partai oposisi telah bergabung untuk menggulingkan Yoon setelah keputusan darurat militer yang mengejutkan, yang dengan cepat dicabutnya setelah anggota parlemen dengan suara bulat menolaknya.