Upaya untuk menggulingkan presiden terjadi setelah Yoon mengguncang pasar dan mengejutkan para pemimpin dunia dengan mengumumkan darurat militer untuk pertama kalinya sejak Korea Selatan menjadi negara demokrasi hampir empat dekade yang lalu. Dia membatalkan perintah tersebut enam jam kemudian setelah para anggota parlemen berkumpul di Majelis Nasional dan menolak dekrit tersebut.
Blok oposisi hanya membutuhkan delapan suara dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa untuk memakzulkan Yoon. Namun, kaum konservatif Yoon menolak untuk memberikan suara untuk mendukung mosi tersebut. Sebuah langkah yang justru akan memberikan kemenangan besar bagi oposisi dalam pemilihan umum yang diadakan usai Yoon dilengserkan.
Upaya pemakzulan tampaknya akan gagal pada Sabtu malam ketika para anggota Partai Kekuatan Rakyat meninggalkan Majelis Nasional tanpa memberikan suara. Hal ini terjadi meski para anggota oposisi bersama-sama menyerukan kepada setiap anggota Partai Kekuatan Rakyat untuk kembali memberikan suara.
“Kejadian ini akan ditulis dalam sejarah kita, yang dibangun oleh darah dan keringat rakyat kita,” kata ketua parlemen Woo Won-shik, saat ia mendesak anggota parlemen dari partai berkuasa untuk kembali ke ruang sidang dan memberikan suara. “Ketua kelompok konservatif tidak dapat berbicara sendiri atas nama hati nurani dan nilai-nilai individu.”
Dalam sebuah kejutan yang tak terduga, tiga anggota Partai Kekuatan Rakyat memberikan suara. Hal ini sempat membuat pihak oposisi semakin berani karena majelis nasional hanya memiliki 72 jam untuk menuntaskan pemungutan suara.
Pemungutan suara oleh ketiga anggota Partai Kekuatan Rakyat tersebut telah mendorong para pengunjuk rasa di luar Majelis Nasional untuk meneriakkan “lima lagi.” Pada pukul 19.00 waktu setempat, polisi memperkirakan setidaknya 100.000 orang berkumpul di dekat parlemen untuk menuntut pemakzulan Yoon, dibandingkan dengan 18.000 pendukung Yoon yang berkumpul di dekat Gwanghwamun pada pukul 18.00, menurut Yonhap News.
Namun, kemungkinan pemakzulan itu gagal menguat ketika salah satu anggota partai yang berkuasa yang memberikan suara mengatakan bahwa dia memilih untuk tidak memilih.
Kerumunan orang mulai menipis ketika kemungkinan hasil menjadi lebih jelas, suhu turun dan kios-kios makanan mulai berkemas karena kehabisan minuman.
(bbn)