Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan putera sulungnya, Gibran Rakabuming Raka harus segera bergabung dengan partai politik. Hal ini disampaikan usai PDIP memastikan keduanya sudah dipecat dari keanggotaannya di partai berlambang kepala banteng tersebut.

"Jika Jokowi ingin tetap berkibar dalam politik praktis, mau tidak mau harus masuk dalam partai politik. Kalau tidak masuk parpol, tinggal tunggu waktu saja, baik pengaruh maupun popularitas, akan menyurut,” kata Lili kepada Bloomberg Technoz, Sabtu (7/11/2024).  

Menurut dia, keduanya saat ini memang belum membutuhkan kendaraan politik. Jokowi, usai lengser Oktober lalu, masih menyisakan pengaruh dan kekuatan politik dari hasil kepuasan masyarakat pada 10 tahun pemerintahannya yang sangat tinggi.

Demikian pula dengan Gibran, kata dia, masih dalam masa 'bulan madu' dengan KIM Plus yang mengusungnya sebagai cawapres Prabowo Subianto pada Pemilu 2024. Akan tetapi, kondisi ini pun hanya akan bertahan beberapa saat saja.

Selain itu, keduanya harus segera masuk partai politik baru agar masih berpeluang meraih atau mendapat posisi strategis. Hal yang mungkin tak bisa diraih jika baru bergabung jelang Pemilu 2029.

"Untuk 2029, peta politik bisa berubah. Kalau tidak masuk parpol, bisa tidak lagi berpengaruh lagi. Kalau sekarang masih berpengaruh karena masih masa bulan madu. Dua tahun lagi saya kira peta akan berubah. Masing-masing tokoh akan mencari panggung untuk 2029," kata Lili.

Menurut dia, Gibran adalah sosok yang paling butuh mendapatkan kendaraan politik baru. Apa lagi, jika putera sulung Jokowi ini tetap ingin maju pada kontestasi politik nasional atau Pemilu 2029. 

Gibran, kata dia, mungkin tak bisa lagi maju pada sebuah Pemilu tanpa status kader sebuah partai politik. Toh, dia mendapat keistimewaan tersebut pada Pemilu 2024, karena menyandang anak presiden yang memiliki angka kepuasan di masyarakat sangat tinggi.

"Jika ingin maju untuk 2029, harus menjadi bagian dari parpol," ujar dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Jokowi bersama putera sulungnya, Gibran Rakabuming Raka; dan menantunya, Bobby Nasution tak lagi berstatus kader. Hal ini terjadi meski ketiganya mungkin masih memiliki atau menyimpan KTA PDIP.

"Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto, Rabu (04/11/2024). 

Dia mengatakan, status Jokowi dan Gibran hilang pada saat keduanya berseberangan dengan PDIP pada saat Pemilu 2024. Kala itu, PDIP kukuh untuk mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Menurut Hasto, Jokowi dan keluarganya sudah berseberangan dengan semangat PDIP karena cenderung memiliki ambisi kekuasaan tanpa batas.

(prc/frg)

No more pages