Logo Bloomberg Technoz

Paul Dobson - Bloomberg News

Bloomberg, Beberapa jam setelah keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menaikan suku bunga, para pelaku pasar dan pengamat mulai mempertanyakan pandangan Gubernur Jerome Powell terhadap kondisi ekonomi. 

Pasar obligasi tidak mengindahkan prospek Powell akan menaikan suku bunga sekali lagi, bahkan semakin yakin bahwa langkah bank sentral AS berikutnya adalah pemotongan suku bunga acuan. 

Penurunan harga minyak mengindikasikan ada kekhawatiran pada resesi yang menurut Powell bisa dihindari. Sementara harga saham perusahaan finansial turun lagi meski Powell sebelumnya berhasil mengatasi kekisruhan di perbankan AS. 

Jeffrey Gundlach dari DoubleLine Capital mengatakan pada CNBC bahwa kemungkinan resesi semakin besar dan The Fed tidak akan menaikan lagi suku bunga. Sementara itu, pembicaraan panel di konferensi Global Milken Institute berpusat pada satu pandangan serupa bahwa kontraksi ekonomi tidak akan bisa dihindari. 

Harga minyak mentah WTI turun 4,3% pada Rabu (3/5) dan ini menggambarkan adanya pelemahan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara besar. Harga ini turun hingga 7,2 persen pada pembukaan pasar Kamis (4/5) sebelum membaik. 

"Pandangan kami adalah resesi teknis, dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kapan," ujar Linday Rosner dari PGIM Fixed Income. "Jika Powell menjelaskan kerangka kerja yang digunakan adalah pertumbuhan moderat, bukan resesi, maka mereka harus mengubah arah jika berhadapan dengan resesi. Makanya kami yakin suku bunga akan diturunkan."

Sebenarnya dalam jumpa pers Rabu (3/5) itu Powell sendiri mengindikasikan kenaikan suku bunga kemarin bisa menjadi yang terakhir dari gelombang kenaikan dari hampir 0% tahun menjadi di atas 5%. 

Meski Powell mengatakan ada dukungan kuat pada keputusan menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin kemarin, dia juga mengisyaratkan bahwa para pejabat bank sentral AS ini mungkin untuk menghentikan kebijakan pengetatan ini pada Juni mendatang. 

Powell juga mengakui bahwa percepatan kredit bank melemah dan data ekonomi AS yang menunjukan perlambatan belum memperlihatkan bahwa resesi sudah terjadi. 

Akan tetapi, berita bergerak cepat dan para pelaku pasar terbiasa untuk mengantisipasi dibanding menunggu bagaimana situasi berkembang.

(bbn)

No more pages