Pasukan Kremlin pada awal bulan ini menggunakan Oreshnik, yang menurut presiden dapat meniru kekuatan bom nuklir jika digunakan dalam jumlah besar, untuk menyerang kota Dnipro, Ukraina.
Meskipun pengumuman Putin bisa meningkatkan ketegangan dengan Eropa dan AS di tengah perang Kremlin yang sedang berlangsung di Ukraina, masih belum jelas sejauh mana hal itu akan mengubah keseimbangan strategis di benua itu, mengingat senjata lain telah dikerahkan Rusia ke Belarus dan daerah kantongnya, Kaliningrad.
Pada Juni 2023, Putin mengatakan Rusia telah mengerahkan sejumlah senjata nuklir taktis di Belarus. Sejak itu pasukan kedua negara telah mengadakan latihan tempur untuk berlatih menggunakan senjata tersebut.
Putin juga mengatakan bahwa Rusia akan membela sekutunya, Belarus, dengan senjata nuklir jika diperlukan.
Awal tahun ini, Lukashenko mengatakan Belarus hanya akan menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan diri jika diserang, menurut kantor berita pemerintah, Belta. Sekutu lama Putin ini mengizinkan negaranya menjadi landasan peluncuran untuk sebagian invasi ke negara tetangganya, Ukraina pada tahun 2022.
Rusia memiliki rudal balistik Iskander yang ditempatkan di Kaliningrad, yang terletak di antara Polandia dan Lituania. Rudal-rudal itu secara geografis lebih dekat dengan target militer di Laut Baltik dan Eropa Barat daripada jika ditempatkan di Belarus.
Rusia sudah sering menggunakan sistem rudal balistik jarak pendek dalam serangan mematikan di Ukraina.
(bbn)