Logo Bloomberg Technoz

Realisasi November juga lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 200.000. Sepanjang 2024, penciptaan lapangan kerja non-pertanian rata-rata bertambah 186.000 per bulan.

Saat ekonomi masih kuat, maka kebutuhan akan stimulus moneter belum terlalu mendesak. Ini membuat suku bunga berisiko akan tetap bertahan tinggi dalam waktu lama (higher for longer).

Hal tersebut ditegaskan oleh Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) San Francisco Mary Daly. Dalam wawancara dengan PBS News Hour, Daly menyebut The Fed tidak perlu terburu-buru dalam menurunkan suku bunga acuan.

"Tidak ada urgensi, tetapi kami perlu terus mengkalibrasi kebijakan dengan cermat dan memastikannya sejalan dengan ekonomi yang kita miliki saat ini dan yang kita harapkan akan terjadi di masa mendatang," ujar Daly, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana dengan ‘ramalan’ harga emas untuk minggu depan? Apakah ada ruang untuk bangkit?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 57,51. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 10,31. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, sejatinya harga emas berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah Moving Average (MA) 5 di US$ 2.649/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.676/troy ons yang adalah MA-10 bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun target support ada di US$ 2.595/troy ons yang menjadi MA-20. Penembusan di titik ini berisiko membawa harga emas turun lagi menuju MA-50 di US$ 2.373/troy ons.

(aji)

No more pages