Logo Bloomberg Technoz

BI tercatat beberapa kali menaikkan suku bunga, terakhir pada Desember 2022 menjadi di level 5,50%. Ini merupakan langkah (BI) dalam upaya ‘front-loading’, ‘preemptive’ dan ‘forward looking’ terhadap ekspektasi kenaikan inflasi ke depan.

Berdasarkan situasi tersebut, Department Research Bloomberg Technoz mengunggulkan sektor barang konsumen, dan perbankan. Kedua sektor ini akan sangat diuntungkan dengan beralihnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

“Pada hari ini (30 Desember 2022) pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022. Jadi, tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat,”

Presiden Jokowi

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan tersebut disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Di mana kebijakan tersebut menjadi angin segar bagi mobilisasi masyarakat dan menormalisasikan aktivitas ekonomi.

Adapun katalis selanjutnya datang dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tercatat pergerakan harganya sudah stabil pada kisaran level Rp15.500 - Rp15.650 sejak awal tahun dan belum mengalami depresiasi lebih dalam.

Beberapa indikator ekonomi yang ekspansif tersebut semakin menjadikan sektor perbankan semakin potensial dilirik para investor. Berikut empat bank potensial di tahun 2023, BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI. Bersamaan dengan masih kondusifnya pergerakan fundamentalnya yang masih sangat kuat.

Sektor barang konsumen saat ini menarik sebagai sektor defensif. Kenaikan inflasi akan berpengaruh terhadap daya daya beli masyarakat, sehingga mereka akan cenderung mementingkan kebutuhan primer. Oleh karena itu, sektor barang konsumen (termasuk consumer staples) masih sangat menarik. Ada ICBP, AMRT, MYOR, dan SIDO.

Department Research Bloomberg Technoz memilih beberapa saham yang menarik untuk dicermati berdasarkan sektor yang telah dibahas di atas, antara lain:

BBCA

Pergerakan harga saham BBCA berada di area MA-200 nya di level Rp 7.900 sampai Rp 8.150, dengan target harga pada resistance di level Rp 9.050 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 7.750.

BMRI

Pergerakan harga saham BMRI di area MA-200 di level Rp 8.800 sampai Rp 9.050, dengan target harga pada resistance di level Rp 10.200 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 8.450.  

ICBP

Pergerakan harga saham ICBP di area MA-60 di level Rp 9.850 sampai Rp 10.000, dengan target harga pada resistance di level Rp 11.700 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 9.550.  

AMRT

Pergerakan harga saham AMRT di area support Rp 2.610 sampai Rp 2.670, dengan target harga pada resistance di level Rp 2.940 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga psikologis Rp 2.500.  

MYOR

Pergerakan harga saham MYOR di area MA-60 di level Rp 2.380 sampai Rp 2.440, dengan target harga pada resistance di level Rp 2.590 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 2.220.  


Disclaimer

Artikel ini bukan ajakan dari Bloomberg Technoz untuk membeli saham tertentu. Semua risiko investasi yang dilakukan investor menjadi tanggungjawab secara mandiri.  

(fad)

No more pages