UnitedHealth diketahui memiliki tim keamanan di hotel, namun tidak menempatkan petugas di luar area tempat Thompson ditembak. Pihak perusahaan belum memberikan komentar terkait pengaturan keamanan tersebut.
Saham UnitedHealth turun 5,2% pada Kamis, menghapus nilai pasar lebih dari US$29 miliar. Penurunan ini terjadi setelah saham naik 1% sehari sebelumnya, ketika kabar kematian Thompson mencuat.
Di lokasi kejadian, ditemukan selongsong peluru dan peluru aktif dengan tulisan “delay” dan “depose.” Tulisan ini mengingatkan pada judul buku Delay, Deny, Defend, yang membahas taktik perusahaan asuransi dalam menolak klaim. Polisi sedang menyelidiki apakah tulisan tersebut terkait dengan motif penembakan, yakni kemarahan terhadap perusahaan asuransi kesehatan.
“Ini sangat tidak biasa,” kata Joseph Giacalone, mantan sersan NYPD dan kini profesor di John Jay College of Criminal Justice. “Selama bertahun-tahun saya bekerja di penyelidikan, saya belum pernah melihat hal seperti ini.”
Pencarian pelaku melibatkan drone, anjing pelacak, dan teknologi pengawasan. Kamera keamanan menangkap momen penembakan dan gerak-gerik tersangka setelah kejadian. Namun, teknologi pengenalan wajah dan pelacakan DNA belum memberikan petunjuk berarti.
Ancaman Bom Palsu
Di tengah penyelidikan, polisi di Minneapolis, Minnesota, menyelidiki ancaman bom palsu yang dikirim ke rumah Thompson dan satu rumah lainnya di dekatnya, tempat istrinya tinggal.
Ancaman ini dikirim melalui email kepada jaksa penuntut di Maple Grove, Minnesota, yang kemudian meneruskannya ke polisi setempat. Setelah penyelidikan, tidak ditemukan perangkat mencurigakan di lokasi. Polisi menyatakan insiden tersebut sebagai "swatting," yakni laporan palsu yang memicu respons darurat.
UnitedHealth menjadi sorotan setelah masuk dalam laporan Senat awal tahun ini terkait penggunaan alat otomatis untuk meningkatkan penolakan klaim. Beberapa pihak menduga tulisan di selongsong peluru mengindikasikan motif terkait hal ini, meski Giacalone memperingatkan kemungkinan itu hanya tipuan untuk mengalihkan perhatian.
Thompson, yang dijuluki "BT," memiliki dua anak. Ia adalah eksekutif senior dengan pengalaman 20 tahun di UnitedHealth dan pernah menjabat CEO divisi asuransi UnitedHealthcare pada 2021. Tahun ini, unit yang dipimpinnya diperkirakan menghasilkan pendapatan US$280 miliar, menjadikannya perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS.
Dalam pernyataan pada Kamis malam, UnitedHealth mengatakan pihaknya bekerja sama dengan penegak hukum dan tersentuh oleh dukungan publik. Perusahaan juga meminta masyarakat menghormati privasi keluarga Thompson.
Namun, di media sosial, reaksi terhadap penembakan tersebut cukup keras. Beberapa pengguna di platform seperti X, Reddit, dan TikTok menyambut insiden ini dengan sinisme, merujuk pada penolakan klaim asuransi dan peran UnitedHealth dalam sistem kesehatan AS yang disebut "rusak."
(bbn)