Bitcoin sempat mengalami kejatuhan terdalam dalam periode mingguan ke US$94.035 sekitar pukul 5.30 pagi waktu Indonesia, kemudian sedikit rebound sekitar US$97.704.
Reli dalam 24 jam lalu mencerminkan pasar yang terlalu panas, kata Pratik Kala, manajer portofolio di Apollo Crypto. Hal yang wajar jika terjadi koreksi, Decrypt melaporkan.
“Banyak orang yang mengharapkan breakout US$100,000 dengan leverage dan mengalami kerugian,” jelas dia.
Hilangnya posisi sekitar US$6.000 dalam sekejap mengubah posisi satu hari sebelumnya dimana sekitar 80% berada di posisi beli dengan total likuiditas mencapai lebih dari US$1 miliar.
Bitcoin mencoba meraih level stabilitas baru dengan pelaku pasar masih optimis tentang masa depan kebijakan AS di bawah pemerintahan Donald Trump.
80% dana likuiditas atau sekitar US$817 juta menempatkan taruhannya pada potensi harga kripro yang lebih tinggi, data CoinGlass menunjukkan.
Sementara, likuidasi long Bitcoin telah melonjak menjadi lebih dari $390 juta selama empat jam terakhir.
Kenaikan 14.250%
Bitcoin sudah berusia 15 tahun dan tercatat kenaikannya hanya dalam satu dekade terakhir saja mencapai lebih dari 14.250%, yang lantas Bitcoin telah mendorong aset kripto lain untuk tumbuh.
Bitcoin berakar dari filosofi cypherpunk, dirancang sebagai mata uang terdesentralisasi yang dapat ditransaksikan dan diperdagangkan secara bebas tanpa otoritas terpusat dan pada buku besar yang tidak dapat diubah atau dibawa offline dengan mudah.
Semakin banyak kalangan yang mempercayai Bitcoin mampu melakukan lindung nilai terhadap inflasi, dibandingkan dulu yang dianggap sebagai barang koleksi bagi segelintir orang.
Bitcoin lantas dikembangkan menjadi dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETF Spot) pada awal 2024, menegaskan keterlibatan Wall Street di pasar yang dikenal amat dinamis.
Komisi Sekuritas dan Bursa, regulator utama Wall Street, memberikan lampu hijau untuk dana tersebut pada bulan Januari setelah bertahun-tahun ditolak.
Minat ETF spot terkait aset kripto diprediksi semakin cerah seiring janji Presiden AS Donald Trump yang direalisasikan. Ia selama kampanye menggembar-gemborkan mendukung industri lewat peraturan yang lebih ramah dibandingkan era Joe Biden.
(wep)