Logo Bloomberg Technoz

Kapitalisasi Pasar Bitcoin Sempat Rp32.436 Triliun, Pepet Google

Pramesti Regita Cindy
06 December 2024 14:40

Mural Presiden terpilih AS Donald Trump memegang token Bitcoin di toko Coinhero di Hong Kong, Tiongkok, Kamis (5/12/2024. (Paul Yeung/Bloomberg)
Mural Presiden terpilih AS Donald Trump memegang token Bitcoin di toko Coinhero di Hong Kong, Tiongkok, Kamis (5/12/2024. (Paul Yeung/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kapitalisasi mata uang digital Bitcoin nyaris mendekati raihan perusahaan teknologi raksasa Alphabet Inc (induk Google) lewat raihan US$2,04 triliun (sekitar Rp32.436 triliun), saat aset kripto tertua di dunia ini mengalami rekor all time high (ATH) pada Kamis (5/12/2024) lalu. Namun kini posisinya menjauh efek jatuhnya harga Bitcoin pada kisaran 5%.

Kapitalisasi pasar Bitcoin kini bergerak pada kisaran US$1,92 triliun (sekitar Rp30.528 triliun), tetap mengalami kenaikan dibandingkan bulan November US$1,76 triliun.

Bitcoin jatuh usai menembus level harga US$100.000, sebuah tonggak sejarah setelah 15 tahun Satoshi Nakamoto memperkenalkan koin ini hadir pertama kali di dunia tahun 2019. Peningkatan harga Bitcoin sepanjang 2024 tercatat lebih dari 120%, mengalahkan emas atau pasar saham Amerika Serikat (AS).

Bitcoin masih berada di posisi ketujuh dalam daftar top-10 daftar aset dengan nilai kapitalisasi pasar di dunia dengan valuasi US$1,92 triliun. Tetap belum bisa disalip Saudi Aramco (US$1,8 triliun), Meta Platform (US$1,54 triliun), atau Tesla (US$1,18 triliun). Aset perak pun hanya US$1,78 triliun.

Daftar valuasi terbesar di dunia hingga 6 Desember 2024:

  1. Emas US$17,83 triliun

  2. Perusahaan Apple US$3,6 triliun

  3. Perusahaan Nvidia US$3,55 triliun

  4. Perusahaan Microsoft US$3,2 triliun

  5. Perusahaan Amazon US$2,31 triliun

  6. Alphabet (Google) US$2,14 triliun

  7. Bitcoin US$1,93 triliun

  8. Perusahaan Saudi Aramco US$1,8 triliun

  9. Perak  US$1,78 triliun

  10. Meta Platforms US$1,54 triliun.

Bitcoin hingga Jumat (6/12/2024) siang pukul 10.55 waktu Indonesia mengalami kejatuhan harga 5,45% dibandingkan satu hari sebelumnya dan kembali terlempar dari US$100.000.