Berkaca dari sejarah, UUS Bank Tabungan Negara memang tidak masuk dalam paket sinergi perbankan syariah milik BUMN pada 2021. Kala itu Bank Syariah Indonesia, yang sempat bernama Bank Syariah Mandiri, merger dengan dua UUS bank BUMN, yaitu BRI dan BNI.
Usai mendapatkan izin dari otoritas pasar modal di tahun yang sama, entitas ini berganti nama menjadi Bank Syariah Indonesia.
Cikal bakal BRIS sendiri merupakan anak usaha milik BRI, dengan nama Bank Syariah BRI, hasil dari akuisisi Bank Jasa Arta. Pendirian bank terjadi pada tahun 1969. BSI mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2018.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2023, UUS BTN mempu mencatatkan pembiayaan syariah senilai Rp32,62 miliar, naik 31,% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam analisisnya, Ajaib Sekuritas menilai Bank Syariah Indonesia masih berpeluang tumbuh, apalagi sebagai penguasa pasar sekitar 56% dibandingkan peers. Kinerja laba bersih tahun lalu juga tercatat naik 42% menjadi Rp4,3 triliun, yang didukung oleh pendapatan pembiayaan tumbuh yang lebih tinggi 21,3% menjadi Rp207.7 triliun dengan Net Interest Margin (NIM) di level 5,9%.
Secara teknikal, BRIS berpeluang naik diatas MA-5 dan MA-20. Volume menguat, stochastic oscillator bergerak naik dari area netral dan MACD bar histogram dalam momentum positif," kata Chisty Maryani, Financial Expert Ajaib Sekuritas.
(wep/dhf)