Bloomberg Technoz, Jakarta - KIM Plus bersama Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) berhasil memenangkan pasangan calon nomor urut 02, Respati Achmad Ardianto-Astrid Widayani pada Pilkada Kota Solo. Kemenangan ini sekaligus menghentikan dominasi tak terkalahkan PDIP di wilayah Surakarta selama 24 tahun.
Berdasarkan data KPU Surakarta, pemungutan suara pada November lalu menghasilkan 307.441 suara sah dan 19.671 suara tak sah.
Dari jumlah tersebut, Respati-Astrid memperoleh dukungan sebanyak 185.970 suara atau setara 60,49% suara sah. Pasangan ini disokong 11 partai politik yaitu Partai Gerindra, Golkar, PKS, PSI, PAN, PKB, Nasdem, Hanura, Gelora, Perindo, dan PPP.
Selain itu, keduanya juga sering mendapat endorsemen Jokowi melalui sejumlah kegiatan pada saat masa kampanye Pilkada Kota Solo. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya juga menjabat wali kota Solo juga terus memberikan dukungan kepada jagoan KIM Plus tersebut.
Sedangkan PDIP, kini tak lagi bisa menguasai Kota Solo. Jagoan mereka, Pasangan calon nomor urut 01 Teguh Prakosa-Bambang Nugroho, hanya mampu meraih 121.471 suara atau setara 39,51% suara sah.
PDIP sebenarnyan berkoalisi dengan empat partai lain yaitu PKN, Garuda, Buruh, dan PBB. Akan tetapi, keempat partai tersebut bahkan tak lolos di Pemilu Legislatif Kota Solo.
Selama 24 tahun terakhir, Kota Solo memang selalu dipimpin oleh kader PDIP yang diawali Slamet Suryanto pada 2000-2005.
Kiprahnya dilanjutkan Jokowi yang saat itu masih berstatus kader PDIP. Jokowi memimpin Kota Solo nyaris dua periode yaitu 2005-2010 dan 2010-2012. Dia harus berhenti di tengah periode kedua karena maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2012.
FX Hadi Rudyatmo yang menjadi wakil Jokowi kemudian mengambil alih tampuk kepemimpinan Kota Surakarta pada 2012-2015. Dia kemudian maju lagi pada Pilkada Solo sebagai calon wali kota yang memenangkan kontestasi politik dan kembali menjabat pada periode 2015-2020 tersebut.
Pada 2020, Rudyatmo tak bisa lagi maju karena terhitung telah menjabat dua periode. Dia pun harus menyerahkan gilirannya kepada kader PDIP lainnya. Saat itu, dia sempat berkonflik dengan DPP PDIP karena tak setuju penunjukkan putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota.
Akhirnya, PDIP mengeluarkan keputusan bulat untuk mengusung Gibran pada Pilkada Kota Solo 2020. Gibran bersama Teguh Prakosa maju dengan sokongan seluruh partai politik.
Teguh Prakosa kemudian mendapat jabatan wali kota Solo usai Gibran mengundurkan diri karena dinyatakan terpilih sebagai wakil presiden pada Pemilu 2024.
(red/frg)