Yoon dan ibu negara membantah melakukan kesalahan dan mengatakan hadiah tersebut merupakan bagian dari "manuver" untuk mendeskreditkan mereka.
Apa yang membuat heboh masalah tas Dior?
Sebuah video yang dilaporkan direkam oleh seorang pendeta, Choi Jae-young, yang berusaha melunakkan sikap keras presiden terhadap Korea Utara (Korut), memperlihatkan pembelian tas tangan Dior seharga 3 juta won (US$2.250 saat itu).
Dengan menggunakan kamera yang tersembunyi di jam tangan, Choi kemudian masuk ke dalam kantor firma perencanaan yang dijalankan oleh Kim dan memberinya sebuah tas belanja yang konon berisi tas tangan Dior.
Saat Choi memberikan tas itu kepadanya, Kim terekam berkata: "Mengapa kamu terus membawa tas-tas ini?" lalu menyuruhnya untuk tidak melakukannya dan menambahkan "jangan pernah membeli barang mahal seperti ini."
Video itu ditayangkan sekitar setahun kemudian di sebuah situs politik berhaluan kiri yang sering kali menyajikan pandangan yang berlawanan dengan kebijakan Yoon.
Apa akibatnya?
Insiden itu membangkitkan kembali ingatan skandal "bayar untuk bermain" di masa lalu, di mana orang-orang menggunakan akses mereka terhadap kekuasaan demi keuntungan pribadi. Hal ini juga memicu perdebatan mengenai apakah Kim membawa publisitas yang tidak diinginkan pada dirinya sendiri, atau menjadi sasaran untuk menaikkan citra ibu negara Korsel.
Pada Juli 2024, jaksa penuntu menginterogasi Kim selama sekitar 12 jam tentang insiden tersebut; setelah itu, pengacara Kim mengatakan kepada Yonhap News, Kim telah merespons dengan "cara yang tulus dan mengatakan yang sebenarnya."
Jaksa akhirnya menemukan bahwa tidak ada bukti adanya bantuan yang ditawarkan sebagai imbalan atas tas tersebut.
Yoon mengatakan dalam wawancara bahwa kontroversi tas Dior bermula dari istrinya yang tidak dapat memutuskan hubungan dengan pendeta tersebut, seraya menambahkan: "Penting untuk menarik garis yang lebih jelas untuk memastikan insiden seperti itu tidak terjadi lagi."
Namun, kemarahan publik atas insiden tas Dior tidak pernah benar-benar memudar. Lawan-lawan politik Yoon menggunakan kasus itu untuk menyerang presiden sepanjang tahun 2024.
Kemudian muncul keputusan mengejutkan dari Yoon pada 3 Desember untuk memberlakukan darurat militer pertama kalinya sejak Korsel menjadi negara demokrasi hampir 40 tahun lalu.
Ia mencabut dekret tersebut sekitar enam jam setelah dikeluarkan karena mendapat penolakan dengan suara bulat dalam pemungutan suara di parlemen.
Pemberlakuan darurat militer terhadap aspek-aspek penting negara itu menyebabkan gerakan di badan legislatif menuntut pemakzulannya atas dugaan pelanggaran konstitusi. Para pengunjuk rasa juga turun ke jalan, menuntut Yoon untuk mengundurkan diri.
Kontroversi apa lagi yang dihadapi Yoon dan Kim?
Ketika Yoon mencalonkan diri sebagai presiden, Kim meminta maaf pada tahun 2021 karena telah memalsukan kredensial akademisnya saat melamar jabatan profesor.
Kementerian Pendidikan menyelidiki dan menemukan bahwa Kim secara keliru mengklaim telah memperoleh gelar master bidang administrasi bisnis dari Universitas Nasional Seoul, demikian laporan lembaga penyiaran nasional KBS.
Oposisi utama Partai Demokrat juga menuduh Kim melakukan manipulasi saham pada tahun 2010 dan 2011, yang kemudian dibantah oleh Kim dan kantor kepresidenan. Mereka mengatakan bahwa tuduhan itu bermotif politik.
Pihak oposisi juga menuduh Yoon dan istrinya melakukan campur tangan ilegal dalam pemilihan umum, yang juga dibantah oleh presiden dan istrinya.
Apakah hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya?
Lanskap politik Korsel dipenuhi dengan kerabat mantan presiden, anggota parlemen, dan menteri terdahulu yang pernah dipenjara, diselidiki atau dituduh melakukan korupsi.
Mantan Presiden Roh Moo-hyun, yang membanggakan rezimnya tahun 2003-2008 sebagai pemerintahan terbersih di Korsel, bunuh diri setelah ia meninggalkan jabatannya.
Istrinya sedang diselidiki saat itu karena diduga menerima uang untuk membayar utang keluarga dari seorang pengusaha yang telah didakwa melakukan penggelapan pajak dan perdagangan orang dalam.
Lee Myung-bak, yang menjadi presiden setelah Roh, dihukum karena korupsi setelah meninggalkan jabatannya. Kasus tersebut bermula dari penyelidikan terhadap perusahaan suku cadang mobil milik saudaranya, yang menurut jaksa penuntut digunakan Lee sebagai cara untuk memperkaya diri.
(bbn)