Logo Bloomberg Technoz

Terbaru, data Klaim Pengangguran AS melejit ke level tertinggi sebulan, jelang pengumuman Job's Report lengkap nanti malam.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, laporan bulanan Tenaga Kerja Pemerintah yang akan dirilis pada hari Jumat malam nanti akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang permintaan Tenaga Kerja. Para ekonom memperkirakan bahwa non-Farm Payroll akan meningkat sebanyak 215.000 pada November. Dengan Tingkat Pengangguran diperkirakan tidak berubah di 4,1%.

Bila data penambahan lapangan kerja serta tingkat pengangguran AS pada November sesuai ekspektasi pasar akan memberi dukungan tambahan untuk sentimen positif di pasar.

“Kita akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap,” setelah data pekerjaan Jumat, kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley. 

Probabilitas Federal Funds Rate di Desember (Sumber: CME FedWatch)

Mengutip CME FedWatch Tools, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%–4,5% dalam rapat bulan ini, Desember mencapai probabilitas 70,1%.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor mencerna komentar dari Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell bahwa ekonomi AS berada dalam kondisi yang sangat baik sehingga Federal Reserve tidak perlu terburu-buru dalam menurunkan suku bunga acuan sambil menunggu inflasi turun ke target 2%.

“Federal Reserve diprediksi memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan mereka tanggal 18 Desember yang akan datang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar amat menantikan data U.S. non-Farm Payrolls yang diperkirakan naik ke 202 ribu di November 2024 dari 12 ribu di Oktober 2024. 

“Data ini yang diyakini mendasari statement terbaru dari Gubernur The Fed, Jerome Powell yang kembali meredam spekulasi pemangkasan suku bunga acuan di Desember 2024,” mengutip riset Phintraco.

Dari dalam negeri, pasar mencermati data Cadangan Devisa per November 2024. Cadangan Devisa diperkirakan tidak bergerak signifikan dari posisi US$151 miliar per Oktober. Pasalnya, nilai tukar Rupiah melemah, tapi relatif bertahan di bawah Rp16,000/USD, salah satunya ditopang ekspektasi berlanjutnya kinerja ekspor di November 2024.

(fad/ain)

No more pages