Sedangkan di pasar surat berharga negara, yield bergerak variatif. Tenor 1Y kini imbal hasilnya makin tinggi di 6,73%. Kemarin pergerakannya sudah naik tajam di 6,45%. Sementara tenor 5Y bertahan di 6,85% dan 10Y ada di 6,91%.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menuju level resistance di Rp15.840/US$ dan Rp15.810/US$. Level resistance selanjutnya berada di Rp15.800/US$.
Dalam jangka menengah, rupiah terkonfirmasi memiliki level resistance potensial terdekat di MA-100 di Rp15.700/US$, yang tercermin dari time frame daily hingga MA-50 paling potensial di Rp15.650/US$ dengan keberhasilan break MA-200 sebelumnya.
Sementara itu, nilai rupiah juga terkonfirmasi memiliki level support Rp15.900/US$ dari posisi saat ini, sementara range support rupiah di antara Rp15.940 sampai dengan Rp15.980/US$.
Indeks dolar AS ditutup melemah di level 105,71 pada penutupan bursa New York kemarin. Yield Treasury, surat utang AS, juga bergerak di level lebih rendah di mana UST-2Y kini ada di 4,14% dan tenor 10Y di 4,17%.
Sentimen pasar global membaik bagi aset-aset pasar negara berkembang menyusul data klaim pengangguran AS melejit ke level tertinggi sebulan terakhir, jelang pengumuman job's report nanti malam.
Bila data penambahan lapangan kerja serta tingkat pengangguran AS pada November sesuai ekspektasi pasar atau memberi dukungan untuk pelonggaran moneter lebih besar, pasar emerging bisa mendapatkan keuntungan.
(rui)