Penaklukan Kota Hama menunjukkan kemajuan pesat yang dibuat para pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.
Abu Mohammed Al Joulani, pemimpin HTS, mengatakan pasukannya berusaha membersihkan yang ia gambarkan sebagai "luka" di Suriah dan mendesak negara tetangganya Irak agar tidak terlibat.
Syrian Observatory for Human Rights, yang menyelidiki konflik ini, mengatakan bahwa setidaknya 700 orang telah terbunuh dalam pertempuran yang dimulai di Aleppo minggu lalu.
Iran & Rusia
Kemajuan pemberontak tersebut menandai ancaman terbesar bagi Assad sejak 2015, ketika pasukan Iran dan Rusia membantunya merebut kembali wilayah yang direbut selama perang saudara yang sedang berlangsung.
Respons kali ini dari Teheran dan Moskow dipandang sangat penting untuk menentukan apakah Presiden Suriah dapat mempertahankan kekuasaannya, di mana kedua negara itu terlibat dalam konflik terpisah.
Iran — yang sudah menempatkan militer di Homs — mengatakan pada Rabu bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Suriah jika diminta oleh Assad, meskipun Republik Islam itu masih berperang dengan Israel, baik secara langsung maupun melalui kelompok milisi sekutu seperti Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
Masih belum jelas apa yang akan dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin saat fokus pada invasinya ke Ukraina, meskipun Moskow telah menggunakan pesawat-pesawat tempur untuk menyerang posisi pemberontak dan memiliki pangkalan militer di Pelabuhan Mediterania, Tartus, di Suriah.
"Bergantung pada analisis situasi, kami akan dapat berbicara mengenai tingkat bantuan yang dibutuhkan pihak berwenang Suriah untuk menangani militan dan menghilangkan ancaman," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan pada Kamis, menurut kantor berita Interfax.
Dalam sebuah video, pemimpin pemberontak Joulani mendesak Irak untuk mencegah pasukan yang didukung Iran dikerahkan ke Suriah.
Tentara Lebanon, yang berperan penting dalam membantu menegakkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang disepakati lebih dari seminggu lalu, mengatakan tentaranya telah dikirim ke perbatasan Suriah, yang berpotensi membentuk blokade bagi para pemberontak yang mencoba menyeberangi perbatasan.
Hizbullah adalah kelompok militan sekutu Iran terbesar dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS dan negara-negara lain, meskipun kekuatannya telah terkuras sejak Israel meningkatkan serangan terhadap organisasi tersebut pada September.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, "bersiap untuk semua skenario" dan "tidak akan membiarkan ancaman muncul di dekat perbatasan antara Suriah dan Israel."
Meskipun Assad telah menguasai sebagian besar kota-kota besar di Suriah selama sekitar delapan tahun terakhir, banyak wilayah negara tersebut dikuasai oleh kelompok-kelompok oposisi.
Para pemberontak yang didukung Turki minggu ini merebut Tal Rifat, dekat Aleppo, menurut kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, yang merupakan kemunduran bagi pasukan Kurdi, sekutu AS, yang telah menguasai kota tersebut.
Perebutan Kota Hama oleh para pemberontak memiliki makna strategis dan simbolis bagi para penentang Assad. Kota tersebut merupakan lokasi pembantaian pada tahun 1982 oleh ayah sang presiden, Hafez.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia internasional, insiden itu menewaskan sedikitnya 25.000 orang dan menghancurkan sebagian besar permukiman saat klimaks pertempurannya melawan para pemberontak Islam.
Puluhan tahun kemudian, Hama menjadi saksi salah satu protes terbesar terhadap Bashar selama pemberontakan Musim Semi Arab tahun 2011.
Konflik Suriah sejauh ini telah menewaskan antara 300.000 hingga 500.000 orang, lebih dari 7 juta orang terlantar, dan sedikitnya 6,4 juta orang menjadi pengungsi, menurut lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan LSM-LSM Suriah.
(bbn)