Di pasar forward pagi ini, rupiah Nondeliverable Forward (NDF) tenor 1 bulan, bahkan telah bergerak makin menguat di kisaran Rp15.866/US$. Posisi tersebut tidak terlalu jauh dengan level penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.860/US$.
Pada pembukaan pasar spot Jumat ini di Asia, sebagian mata uang Asia bergerak menguat terbatas seperti won Korsel yang naik 0,05%, dolar Singapura 0,02%. Sedangkan yen dan ringgit masih sedikit lemah, tertekan 0,07% dan 0,05%.
Pemodal asing masih melanjutkan penjualan saham di bursa domestik. Pada perdagangan Kamis, asing melepas Rp304,7 miliar saham setelah sehari sebelumnya dua hari beruntun net buy senilai Rp2,7 triliun. Tekanan jual asing menekan IHSG lagi yang ditutup turun 0,18% kemarin setelah hijau dua hari.
Sementara di pasar surat utang, data terakhir per 2 Desember, asing masih membukukan net buy di Surat Berharga Negara (SBN) senilai US$58,6 juta.
Pada perdagangan kemarin, INDOGB tenor pendek 1Y anjlok harga dengan yield melesat hingga 14,3 bps menyentuh 6,45%. Tenor 2Y sebaliknya turun tipis 1,3 bps imbal hasilnya. Adapun tenor 5Y dan 10Y naik masing-masing 3,5 bps dan 1,9 bps.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan menuju level resistance di Rp15.840/US$ dan Rp15.810/US$. Level resistance selanjutnya berada di Rp15.800/US$.
Dalam jangka menengah, rupiah terkonfirmasi memiliki level resistance potensial terdekat di MA-100 di Rp15.700/US$, yang tercermin dari time frame daily hingga MA-50 paling potensial di Rp15.650/US$ dengan keberhasilan break MA-200 sebelumnya.
Sementara itu, nilai rupiah juga terkonfirmasi memiliki level support Rp15.900/US$ dari posisi saat ini, sementara range support rupiah di antara Rp15.940 sampai dengan Rp15.980/US$.
(rui)