Bukan TKDN, RI Perlu Jurus Lain Gaet Investasi Teknologi Masuk
Pramesti Regita Cindy
06 December 2024 06:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menumbuhkan industri manufaktur dalam negeri melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tidak selalu menjadi cara terbaik menaik investasi. Dalam kasus Apple Inc, pemerintah Indonesia diminta mempelajari banyaknya contoh sukses negara-negara tetangga. Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI, Teuku Riefky menilai Indonesia tertinggal dalam hal daya saing.
TKDN selama ini menjadi salah satu instrumen yang digunakan banyak negara untuk meningkatkan keterlibatan komponen lokal dalam produksi domestik. Padahal Riefky justru menekankan agar Indonesia tidak hanya bergantung pada hal tersebut untuk meningkatkan nilai investasi ke dalam negeri.
Dia mengatakan, dibandingkan dengan negara BRICS, misalnya, Indonesia termasuk yang paling tinggi kebijakan TKDN-nya. Selain itu, di antara negara berkembang yang sedang dalam proses menjadi negara maju, seperti India, Vietnam, Malaysia, Indonesia justru makin mengintensifkan kebijakan TKDN.
"Jadi mungkin kalau kita pakai teori perdagangan internasional ini kan TKDN itu adalah untuk kita mau meningkatkan komponen dalam negeri untuk produk yang dijual di domestik," ungkap Teuku dalam Selular Forum Business di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
"Tapi ada sebuah aspek di sini yang mungkin saya perlu angkat adalah bahwa kebijakan ini sifatnya itu general distortif. Artinya ada quote-unquote dipaksakan untuk kemudian barang impor itu harus mengintegrasikan sekian persen komponen domestiknya. Artinya ada market mechanism yang di-bypass," terangnya.