Logo Bloomberg Technoz

Cuma saya pikir nanti akan bingung untuk mendata mereka semua. Nanti bisa-bisa banyak yang mengajukan diri sebagai ojek pangkalan [agar tetap dibolehkan memakai BBM bersubsidi],” kata Ronny. 

Taksi Online

Untuk taksi online, Ronny menilai pemerintah perlu membahas dengan pihak perusahaan atau koperasi yang menaungi para mitra pengemudi, sebelum memasukkan mereka ke dalam kategori entitas yang berhak mengakses BBM bersubsidi atau tidak.

Di satu sisi, dia menilai jika taksi online tidak diizinkan menggunakan BBM berusbsidi—layaknya moda transportasi pelat kuning — kemungkinan besar perusahaan aplikasi tempatnya bernaung akan diminta menanggung beban tambahan.

Beban tambahan tersebut, lanjutnya, kemungkinan besar akan ‘dikembalikan’ ke mitra pengemudi dalam bentuk potongan setoran, sehingga mitra pengemudi berisiko mengalami kerugian.

“Sehingga ini perlu dibicarakan dengan pihak korporasinya. Sama juga dengan ojol, kalau pemerintah bisa bicara dengan ojol untuk mengurangi potongannya, itu kan bisa saja mereka mendapatkan BBM nonsubsidi. Namun, di sisi lain, dinetralisir oleh misalnya pengurangan potongan. Ini harus dibicarakan dengan baik-baik oleh semua pihak.”

Ronny berpendapat, berbeda dengan ojol, operasional kebanyakan taksi online tidak dijalankan oleh perorangan, tetapi biasanya dilakukan oleh perusahaan atau koperasi.

“Pemerintah bisa bicara dengan korporatnya, seperti apa enaknya. Karena taksi itu faktor produksinya milik perusahaannya, jadi urusannya sama perusahaan. Sementara itu, ojol itu faktor produksinya milik orang per orang,” tuturnya.

Petugas mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina Rest Area Tol Tangerang-Jakarta KM 14, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kemarin memberi isyarat bahwa pengemudi ojol akan tetap diizinkan membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite.

Hal ini merespons gejolak di kalangan pengemudi ojol yang menolak rencana pemerintah untuk tidak akan memberikan akses BBM bersubsidi kepada angkutan umum dengan pelat hitam.

Dalam pernyataan terbarunya, Bahlil menyebut ojol kemungkinan akan dimasukkan ke dalam kategori UMKM, sehingga berhak mendapatkan BBM bersubsidi.

Adapun, skema penyaluran BBM bersubsidi yang baru nantinya bakal dilakukan secara kombinasi atau blended. Artinya, sebagian subsidi masih akan diberikan kepada komoditas/barang, sedangkan sebagian lagi dialihkan ke format bantuan langsung tunai (BLT).

Subsidi barang dalam bentuk BBM hanya akan disalurkan untuk kendaraan berpelat kuning alias transportasi publik dan UMKM. Di sisi lain, ojol merupakan transportasi publik berpelat hitam.

“Terkait dengan UMKM, semua UMKM itu kemungkinan besar akan disubsidikan secara barang. Jadi kalau dia minyak, kita tidak akan mengalihkan ke BLT. Nah, ojol itu akan masuk dalam kategori UMKM,” kata Bahlil di sela acara Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12/2024).

Sebelumnya, ojol disebut-sebut tidak termasuk kriteria penerima BBM bersubsidi. Bahkan, tidak sedikit pemberitaan yang mengeklaim dan menyimpulkan bahwa 'ojol dilarang menggunakan Pertalite'.

Cuma memang selama ini kan pelat motornya [ojol] adalah hitam, jadi nanti subsidi akan kita kasih. [Sekarang masih] dalam exercise kami. Salah satu di antaranya adalah pelat kuning itu tetap akan mendapatkan subsidi,” tutur Bahlil.

-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi

(wdh)

No more pages