Logo Bloomberg Technoz

Biaya pendidikan anak yang mahal serta tekanan sosial untuk menjadi orang tua yang sempurna menambah beban psikologis bagi pasangan muda. Survei juga mencatat bahwa generasi muda, terutama mereka yang berusia 20-an, lebih cenderung memandang peran sebagai orang tua secara negatif.

Awal Mula Krisis Populasi di Korea Selatan

Masalah ini sebenarnya berakar dari kebijakan pemerintah pada 1960-an yang bertujuan menekan angka kelahiran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada saat itu, angka kelahiran sangat tinggi, mencapai 6 anak per wanita. Namun, kebijakan ini akhirnya membawa dampak jangka panjang yang sulit dibalik.

Pada 1982, angka kelahiran turun menjadi 2,4 anak per wanita, masih di atas tingkat penggantian populasi sebesar 2,1. Namun, sejak saat itu, angka kelahiran terus menurun hingga saat ini berada pada level yang mengkhawatirkan.

Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Krisis

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol umumkan pencabutan darurat militer. (Kantor Kepresidenan Korea Selatan/Getty Images via Bloomberg)

Pemerintah Korea Selatan telah mengupayakan berbagai solusi untuk meningkatkan angka kelahiran, seperti:

  • Pekerja Asing: Merekrut pekerja asing untuk membantu mengasuh anak.

  • Insentif Pajak: Memberikan keringanan pajak kepada keluarga yang memiliki anak.

  • Wajib Militer: Membebaskan pria dengan tiga anak atau lebih dari wajib militer.

Namun, langkah-langkah ini belum memberikan hasil signifikan. Bahkan, imigrasi yang menjadi solusi bagi banyak negara maju tidak berhasil diterapkan secara efektif di Korea Selatan.

Tantangan dalam Kebijakan Imigrasi

Salah satu langkah yang ditempuh adalah mendorong pernikahan lintas negara, terutama antara pria Korea Selatan dengan wanita asing seperti dari Vietnam. Namun, pernikahan ini menghadapi tantangan besar, termasuk ketidakseimbangan gender dalam rumah tangga dan masalah budaya. Wanita migran dalam pernikahan ini seringkali kesulitan mendapatkan pekerjaan, dengan hanya 20 persen dari mereka yang bekerja di tahun pertama pernikahan.

Dampak Potensial dan Masa Depan Korea Selatan

Ilustrasi Kehidupan Korea Selatan (Envato)

Jika tren ini tidak segera diatasi, populasi Korea Selatan diproyeksikan menyusut dari 52 juta menjadi hanya 17 juta pada akhir abad ini. Dalam skenario terburuk, negara ini bisa kehilangan hingga 70 persen populasinya, menyisakan hanya 14 juta jiwa. Kondisi ini akan mengganggu stabilitas ekonomi, memperburuk ketimpangan sosial, dan menimbulkan tantangan besar bagi pemerintah.

Krisis populasi Korea Selatan adalah ancaman nyata yang membutuhkan tindakan cepat dan terkoordinasi. Solusi jangka panjang seperti mengurangi kesenjangan gender, mendukung keluarga muda, dan menciptakan lingkungan sosial yang ramah keluarga harus menjadi prioritas. Tanpa langkah konkret, negara ini terancam kehilangan warisan budaya dan posisinya di dunia.

(seo)

No more pages