Logo Bloomberg Technoz

Hudi menyebut minyak dari lapangan tersebut disimpan sementara di Temporary Storage Tanker (TST) Fastron sebelum diangkut menggunakan tanker Maersk Cayman.

Saat ini, PEB tengah melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan, termasuk pengeboran sumur CW-1 dan CW-2 di Monopod Platform A (MPA), penggelaran pipa sepanjang 8 km yang menghubungkan MPA dengan CPP, serta rencana reaktivasi sumur lama seperti CM-6.

“Dengan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, produksi di Lapangan Camar diproyeksikan mencapai 2.200 bopd pada 2025, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, CEO PT Prima Energi Bawean Pieters Utom  menyatakan bahwa prosesi lifting ini merupakan bagian dari pencapaian strategis PEB dalam mendukung industri hulu migas dan memberikan kontribusi bagi pendapatan negara pada akhir 2024.

"PEB akan terus bersinergi dengan semua pihak untuk memastikan kelancaran operasional serta memaksimalkan potensi yang ada di Lapangan Camar dan Wilayah Kerja Bawean," ujar Pieters.  

Sekadar catatan, produksi di Lapangan Camar pada Wilayah Kerja Bawean pertama dimulai pada 1991 dan beroperasi hingga 2021.

Pengeboran sumur CM-1 pada 1982 dengan hasil pengujian minyak sebesar 3.100 bopd 36° API dan gas 9,7 MMcfd.

Adapun, Lapangan Camar kemudian dikembangkan dan mulai memproduksi minyak pada 1991 dari 6 sumur terletak di formasi Kujung II Lower Limestones, dengan produksi puncak 10.000 bopd.

Sementara itu, gas dihasilkan dari Kujung I Limestone namun tidak diproduksi secara komersial, hanya digunakan untuk keperluan produksi.  

(wdh)

No more pages