Di acara New York Times pada Rabu malam, Powell mengatakan perekonomian AS lebih tangguh ketimbang ekspektasi The Fed ketika memulai pemangkasan bunga acuan pada September lalu.
Pernyataan itu mengisyaratkan, Powell mendukung upaya penurunan bunga acuan yang lebih berhati-hati dan lebih pelan di masa mendatang. "Kabar baiknya adalah, kami bisa lebih berhati-hati dalam menentukan titik netral," kata Powell seperti dilansir dari Reuters.
Pernyataan Powell menggemakan lagi sinyal yang sudah banyak dilempar oleh para pejabat The Fed sebelumnya tentang perlunya kehati-hatian memangkas bunga lebih lanjut.
Sementara itu, aktivitas jasa AS bulan lalu melemah dengan laju paling lesu dalam tiga bulan terakhir. Indeks jasa Institute for Supply Management (ISM) turun 3,9 poin, penurunan pertama sejak Juni, menjadi 52,1 pada November.
Data itu lebih lemah dibanding prediksi pasar sehingga ekspektasi terhadap pemangkasan bunga acuan The Fed bulan ini, membesar mendekati 80%.
Secara teknikal nilai rupiah berpeluang menguat menuju level resistance terdekat di Rp15.900/US$, lalu resistance potensial selanjutnya ada di Rp15.880/US$, dan juga terdapat Rp15.850/US$ sebagai level paling optimistis penguatan rupiah dalam time frame daily.
Bila terjadi tekanan, rupiah memiliki level support di Rp15.950/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support psikologis pada level Rp16.000/US$ yang makin menjauhi MA-200.
(rui)