Ketika ditanya apakah menurutnya para pejabat harus menghentikan sementara pemotongan suku bunga pada pertemuan mereka dua minggu lagi, Musalem mengatakan bahwa waktu yang tepat akan bergantung pada yang terjadi dengan ekonomi. "Mungkin Desember, mungkin Januari. Bisa juga nanti," katanya.
Pembuat kebijakan tersebut mengatakan para pejabat akan bisa meninjau lebih banyak data tentang inflasi, penjualan ritel, dan ketenagakerjaan sebelum mengambil keputusan bulan ini. Laporan pekerjaan November akan dirilis pada Jumat (6/12/2024).
"Saya akan menunggu sampai saya melihat data tersebut, sampai saya yakin ke arah mana saya condong," tambahnya.
Musalem menegaskan kembali bahwa The Fed hampir mencapai tujuannya untuk menciptakan lapangan kerja dan stabilitas harga, dan bahwa kebijakan moneter berada pada posisi yang baik. Ia menggambarkan kebijakan tersebut sebagai "cukup ketat."
Para pejabat The Fed telah menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase sejak September. Beberapa pejabat menyarakan pendekatan yang hati-hati terhadap pemotongan suku bunga di tengah data inflasi yang tidak menentu dan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang tahan lama.
Gubernur The Fed Richmond, Tom Barkin, yang juga berbicara dalam acara CNBC di Washington, mengatakan ia mendukung penurunan suku bunga yang lebih lambat untuk membawa kebijakan ke tingkat yang "agak ketat."
"Bagi saya, normalisasi adalah jalur yang lebih lambat dan lebih hati-hati untuk mencoba menurunkan suku bunga menjadi netral," kata Barkin.
Risiko Inflasi
Musalem memperkirakan inflasi akan mendekati target 2% The Fed dalam dua tahun ke depan. Namun, ia menambahkan, data yang dirilis sejak September menunjukkan risiko yang lebih besar bahwa perkembangan harga-harga "dapat terhenti, atau mungkin berbalik arah."
Selain itu, ia mengatakan bahwa para pembuat kebijakan harus bergerak hati-hati karena tidak jelas di mana tingkat suku bunga netral itu — tingkat di mana The Fed tidak menstimulasi atau memperlambat pertumbuhan. Dia juga mengatakan tidak pasti bahwa pertumbuhan produktivitas akan berkelanjutan.
Menantikan tinjauan The Fed yang akan datang atas kerangka kerja strategi jangka panjangnya, Musalem mengatakan dia ingin bank sentral mengadopsi pendekatan yang "kuat terhadap berbagai negara bagian di dunia."
Kerangka kerja yang diluncurkan pada tahun 2020, katanya, mencerminkan kekhawatiran saat itu tentang suku bunga yang mendekati nol. Termasuk kekhawatiran bahwa bank sentral tidak akan mampu mendukung ekonomi secara memadai di tengah penurunan suku bunga rendah. "Sekarang, kita berada di dunia yang berbeda," katanya.
(bbn)