Jeff Stone, Jamie Tarabay, dan Kelcee Griffis - Bloomberg News
Bloomberg, Peretas atau hacker China membobol delapan perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari upaya spionase yang luas untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang warga negara AS terkemuka, kata pejabat pemerintahan Joe Biden, Rabu (4/12/2024) waktu setempat.
Anne Neuberger, wakil asisten presiden dan wakil penasihat keamanan nasional untuk siber dan teknologi baru, mengatakan bahwa kelompok China yang dikenal sebagai Salt Typhoon terus bertahan di dalam beberapa jaringan saat personel keamanan berupaya mengusir para peretas.
Presiden Joe Biden telah menerima banyak pengarahan tentang masalah tersebut saat pemerintah AS berupaya melakukan penyelidikan, katanya.
Pembaruan tersebut muncul setelah pejabat dari Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan Selasa bahwa mustahil bagi mereka untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan para penyusup dari jaringan yang dibobol.
Gedung Putih juga telah membentuk kelompok koordinasi terpadu yang bertemu setiap hari untuk membantu mengatasi ancaman tersebut, kata mereka.
China telah berulang kali membantah tuduhan AS tentang keterlibatannya.
Neuberger tidak mengidentifikasi perusahaan yang terkena dampak dari kampanye peretasan yang berlangsung selama berbulan-bulan.
AT&T Inc. dan Verizon Communications Inc. termasuk di antara perusahaan yang diretas, dan para peretas berpotensi mengakses sistem yang digunakan pemerintah federal untuk permintaan penyadapan jaringan yang disahkan pengadilan, Wall Street Journal melaporkan pada awal Oktober.
Kepala Keamanan T-Mobile US Inc. Jeff Simon mengatakan kepada Bloomberg News pekan lalu bahwa perusahaan telah mendeteksi pelanggaran yang berpotensi terkait dengan Salt Typhoon. Simon mengambil bagian dalam pertemuan pada 22 November dengan para eksekutif industri telekomunikasi dan pejabat Gedung Putih untuk mengatasi intrusi jaringan, seperti yang dilakukan oleh CEO AT&T dan Lumen Technologies Inc.
US Telecom, kelompok dagang yang mewakili penyedia pita lebar, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg News bahwa para anggotanya akan "terus bekerja berdampingan dengan badan intelijen dan penegak hukum untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab insiden keamanan siber."
Salt Typhoon telah mengumpulkan informasi intelijen dan menargetkan telepon milik Presiden terpilih Donald Trump dan Wakil Presiden terpilih JD Vance, di antara yang lainnya. Para penyerang juga memata-matai komunikasi milik apa yang disebut FBI sebagai "sejumlah kecil" orang dalam pemerintahan dan politik.
Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines pada Rabu bergabung dengan pejabat dari Gedung Putih, FBI, dan lembaga lainnya untuk memberi pengarahan kepada senator AS dalam sebuah pertemuan tertutup yang dirahasiakan.
Setelah pengarahan tersebut, Senator Marco Rubio menggambarkan kampanye peretasan tersebut sebagai "serangan yang paling mengganggu dan meluas" ke dalam sistem telekomunikasi negara tersebut.
"Ini adalah yang terburuk yang pernah ada," kata Rubio, seorang Republikan Florida yang dicalonkan oleh Trump sebagai menteri luar negeri AS berikutnya.
Secara terpisah, dua senator AS menuntut pada Rabu agar Departemen Pertahanan melakukan penyelidikan internal terhadap kontraknya dengan perusahaan telepon.
Senator Ron Wyden dan Eric Schmitt mengatakan bahwa jaringan penyedia telekomunikasi yang digunakan oleh Pentagon dapat rentan terhadap pengawasan asing.
(bbn)