"Kalau saham jatuh, iya pemain-pemain bursa itu. Siapa yang yang main bursa di sini? Menteri-menteri? Ayo ngaku," tutur Prabowo sembari menyebut nama Fahri Hamzah sebagai dugaannya.
Prabowo juga menceritakan, ada teman-temannya yang merupakan ahli matematika. Sebagai ahli, dia menggunakan alogaritma untuk investasi di saham.
Namun, menurut Prabowo, hidup temannya itu penuh dengan tekanan hingga stress. Ahli matematika itu setiap waktu memantau televisi untuk mendapatkan informasi.
"Harga sahamnya turun sekian, wah, panik. Hitung lagi. Aduh, hidup stress aku nggak mau, lah."
"Dan saya kasih tahu ya, main-main saham itu kalau orang kecil, ya, pasti kalah. Itu untuk orang kecil itu biasanya sama dengan judi, yang menang, ya, bandar besar yang kuat, kan."
"Ini Pak Trenggono itu mantuk-mantuk. Jangan-jangan Pak Trenggono ini punya algoritma. Ada ahli matematika yang saking pintarnya dia berani ke kasino, berhitung main roulete pakai algoritma itu," kelakar Prabowo.
Respons BEI
Direktur Pengembangan BEI Jeffry Hendrik sepakat dengan ungkapan tersebut. Dia sepakat dalam konteks jika investasi saham yang dilakukan tanpa disertai pemahaman dan pertimbangan fundamental yang baik.
Menurut Jeffry, justru investasi saham harus disertai dengan pertimbangan dan keputusan yang rasional.
"“Hal yang sama juga selalu kami sampaikan bahwa investor harus selalu mengambil keputusan secara rasional dengan memperhatikan fundamental perusahaan,”," ujar Jeffry.
Sebaliknya, keputusan investasi yang hanya berdasarkan rekomendasi influencer atau rumus tertentu tanpa memahami fundamental saham yang akan dibeli barulah bisa diartikan dalam konteks judi.
"Itu bukanlah keputusan yang bijak," tegas Jeffry.
(fik/dhf)