Logo Bloomberg Technoz

RI Tak Takut Masuk BRICS Meski Diancam Trump Gegara Dedolarisasi

Dovana Hasiana
05 December 2024 05:40

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menilai keterlibatan Indonesia di organisasi BRICS tidak berisiko meski presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan ancaman untuk mengenakan tarif 100% bila melakukan dedolarisasi.

Anggota Tim Ahli Kemenko Perekonomian Raden Pardede menggarisbawahi BRICS tidak bisa semata-mata menciptakan satu mata uang baru sebagai saingan dari dolar AS. 

"Tidak [berisiko], karena BRICS tidak akan bisa membuat menjadi satu currency. Eropa saja membuat satu currency itu bank sentralnya satu. Pertanyaannya, apakah mungkin ada satu bank sentral di BRICS; antara India dengan Rusia? Kan tidak mungkin," ujar Raden saat ditemui di Jakarta, dikutip Rabu (4/12/2024). 

Dengan demikian, Raden kembali berpendapat keterlibatan Indonesia di BRICS tidak memberikan masalah apapun karena organisasi itu tidak memberikan persyaratan khusus. 

"BRICS menurut saya lebih ke arah konsorsium politik. Ya tidak apa-apa kan bebas aktif," ujarnya.