Logo Bloomberg Technoz

Studi juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara manusia dan AI meningkatkan produktivitas dalam berbagai bidang, seperti pengkodean (coding), analisis inventaris, dan pengeditan dokumen.

Hal ini menggarisbawahi bahwa teknologi tidak hanya menggantikan tugas manusia tetapi juga membuka peluang untuk pekerjaan yang lebih baik.

Contohnya, Amazon yang membuka gudang baru di Shreveport, Louisiana, dilengkapi teknologi robotika dan AI canggih. Meski otomatisasi meningkat, fasilitas ini menciptakan 30% lebih banyak pekerjaan terampil bagi manusia.

Hal serupa terjadi di Schneider Electric, yang memperbarui fasilitas lama dengan teknologi AI. Tujuan perusahaan adalah mengurangi konsumsi energi tanpa mengurangi jumlah pekerja. Semua pekerjaan dilakukan oleh staf yang sudah ada, didukung pelatihan untuk memanfaatkan teknologi baru.

"Kita belum benar-benar siap menyerahkan kendali kepada mesin," kata Daniela Rus, Direktur Laboratorium Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan di MIT, yang juga menjadi panelis.

"Namun, dengan mesin di sekitar kita, kita bisa memperluas jangkauan, memperkuat kekuatan, dan meningkatkan presisi," kata Rus dikutip dari TIME, Kamis (5/12/2024). 

Adapun dari sisi pemerintah Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga turut berupaya mendorong AI untuk meningkatkan layanan publik dan sektor strategis lainnya. 

Menteri Komdigi, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa teknologi AI kini telah diterapkan di berbagai bidang, mulai dari keuangan, kesehatan, hingga komunikasi.

"[Kementerian] Keuangan misalnya, mengembangkan chatbot berbasis AI untuk membantu wajib pajak," jelas Meutya dalam acara AI for Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu (4/11/2024). 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga telah menggunakan AI dalam teknologi radiologi dan patologi di sejumlah rumah sakit, serta dalam menganalisis data kesehatan yang kompleks.

Pada bidang komunikasi, AI berperan penting dalam mendeteksi berita palsu, konten negatif, dan ancaman deepfake di dunia maya. 

Oleh karena itu, tata kelola AI yang komprehensif kata Meutya, harus mencakup tiga aspek utama; Policy, People, dan Platform. 

"Dalam hal policy, kita berfokus untuk menjembatani ikat kebijakan yang dapat memberikan kepastian hukum namun tidak membatasi potensi inovasi. Jadi kepastian hukum harus ada, inovasi harus juga tetap bisa berkembang," jelasnya. 

Adapun untuk people, Komdigi akan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Meutya mengungkapkan bahwa hal ini juga turut didorong oleh komitmen Microsoft ASEAN untuk membantu mencetak 1 juta talenta digital AI dalam setahun.

"Kemudian yang terakhir adalah platform. Platform berfokus pada penciptaan beragam adopsi teknologi yang dapat mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan, demi menghadirkan ekosistem AI yang inklusif," pungkas dia.

(wep)

No more pages