Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Minta Pengusaha Batu Bara RI Pede, Meski Digempur Tren EBT

Mis Fransiska Dewi
05 December 2024 05:00

Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)
Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta para pengusaha tidak ragu dalam melanjutkan industri batu bara karena harganya masih kompetitif, meskipun kini dunia tengah memasuki era transisi energi.

Bahlil mengungkapkan dunia sedang gencar mengembangkan industri hijau bahkan sampai memadamkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Hal itu dilakukan demi mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission pada 2060. Meski demikian, dia mengakui teknologi untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sangat mahal, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.

“Saya sering mengatakan begini, kita setuju dengan global, net zero emission, menurunkan emisi gas rumah kaca [GRK]. Akan tetapi, selama teknologinya masih mahal dan ekonomi kita belum kuat, kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi kita,” tutur Bahlil dalam agenda Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12/2024).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bahlil meyakinkan para pengusaha batu bara untuk tidak ragu melanjutkan dan mengembangkan industri batu baranya. Dia menegaskan komoditas itu masih sangat penting bagi kedaulatan energi.